Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Edy Rahmayadi Temukan Beras Impor Berbau Apak Beredar di Medan

Edy Rahmayadi Temukan Beras Impor Berbau Apak Beredar di Medan Peninjauan harga pangan jelang Natal dan Tahun. ©2019 Merdeka.com/Yan Muhardiansyah

Merdeka.com - Beras impor berbau apak ditemukan beredar di pasar tradisional dan gudang Bulog Sumut. Temuan ini belum termasuk dalam 20.000 ton beras impor yang akan di-disposal.

Peredaran beras impor yang mengalami penurunan mutu itu ditemukan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono, saat meninjau Pusat Pasar Medan dan Gudang Bulog Wilayah Sumut, Jalan Mustafa, Medan, Rabu (4/12).

Edy bersama jajaran melakukan peninjauan dalam rangka identifikasi ketersediaan dan harga pangan pokok jelang Natal dan Tahun Baru.

Saat bertemu dengan pedagang beras, rombongan menemukan adanya beras yang sudah berbau apak. Edy pun berbincang dengan salah seorang pedagang, Acun yang mengaku baru sepekan membeli beras itu dari distributor.

Dia mengatakan, komoditas itu tidak laku karena berbau apak. "Kalau bisa, beras ini diambil saja, Pak. Tak laku. Bau," kata Acun.

Edy bahkan turut mencium beras dari dalam karung itu. Benar saja, beras itu berbau. "Iya bau apak. Mana Bulog? Tarik saja yang berbau," ujarnya.

Edy mengatakan temuan itu akan dievaluasi. Dia berharap hal ini tidak menjadi polemik yang dapat meresahkan masyarakat.

"Kita akan mencari yang terbaik. Bulog ini kan milik kita. Untuk itu terima kasih semuanya sama-sama kita awasi ini," jelasnya.

Sementara, Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono mengatakan, temuan beras berbau itu akan mereka tindak lanjuti. Dia mengungkapkan, pihaknya akan koordinasikan dengan Bulog.

"Ya nanti kita lihat, kita uji di lab ya. Apakah itu masih bisa dikonsumsi," ucapnya.

Beras Impor Alami Penurunan Kualitas

Sementara, Pemimpin Wilayah Kantor Wilayah Bulog Sumut, Arwakudin Widiarso mengakui, beras impor yang apak atau mengalami penurunan mutu itu diimpor dari Thailand dan India akhir 2018. Yang diimpor ketika itu sekitar 20-an ribu.

"Tapi kondisinya sebagian dalam kondisi bagus. Tapi dilihat Pak Gubernur tidak semuanya juga," jelasnya.

Menurut Arwakudin, penurunan mutu beras itu lebih disebabkan persoalan umur simpan. Beras impor yang bau apek di Sumut itu belum termasuk dalam 20.000 ton beras yang akan di-disposal Bulog Pusat.

"Di Sumut belum termasuk yang disampaikan itu. Nanti kan ada evaluasi salah satunya dari Kementerian Perdagangan. Tapi tadi dari visual kondisinya cukup bagus karena pada saat dibeli juga kondisi bagus," tutupnya.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada, Ditemukan Mie Kuning Basah Berformalin di Depok

Waspada, Ditemukan Mie Kuning Basah Berformalin di Depok

Selanjutya BPOM telah melakukan pembinaan kepada pedangnya untuk tidak menjual produk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.

Baca Selengkapnya
Cerita Crazy Rich Surabaya, Beli 7 Ton Emas hingga Mengantarnya ke Penjara

Cerita Crazy Rich Surabaya, Beli 7 Ton Emas hingga Mengantarnya ke Penjara

Pria yang membuat heboh lantaran membeli 7 ton emas itu bercerita mengenai kronologi perjalanan pembelian emas itu hingga mengantarnya ke penjara.

Baca Selengkapnya
Kapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog

Kapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog

Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sedang Tamasya di Ladang, Pria Ini Temukan Bongkahan Emas Terbesar, Nilainya Fantastis

Sedang Tamasya di Ladang, Pria Ini Temukan Bongkahan Emas Terbesar, Nilainya Fantastis

Bongkahan emas ini terkubur sekitar 13 hingga 15 sentimeter di bawah tanah.

Baca Selengkapnya
Pria Banyuwangi Ajak Para Tetangga Ternak Kambing Perah, Awalnya 10 Ekor Kini Jadi 600 Ekor Auto Kaya Berjemaah

Pria Banyuwangi Ajak Para Tetangga Ternak Kambing Perah, Awalnya 10 Ekor Kini Jadi 600 Ekor Auto Kaya Berjemaah

Setiap peternak bisa mengantongi Rp3,75 juta per dua pekan dari hasil menjual susu kambing, belum termasuk keuntungan jika kambing melahirkan

Baca Selengkapnya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
Tim Pencari Harta Karun Berburu Bangkai Kapal yang Tenggelam 400 Tahun Lalu, Diduga Mengangkut Emas Senilai Rp78 Miliar

Tim Pencari Harta Karun Berburu Bangkai Kapal yang Tenggelam 400 Tahun Lalu, Diduga Mengangkut Emas Senilai Rp78 Miliar

Ekspedisi pencarian bangkai kapal ini telah berlangsung bertahun-tahun, namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya
Pedagang Pasar Rangkasbitung Bongkar Paksa Penutup Perlintasan Kereta Api

Pedagang Pasar Rangkasbitung Bongkar Paksa Penutup Perlintasan Kereta Api

Pedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.

Baca Selengkapnya