Merdeka.com - Kegeraman Presiden Joko Widodo berbuntut terbongkarnya praktik gratifikasi dan suap di tubuh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Dirjen Daglu) Kementerian Perdagangan (Kemendag). Uang pecahan dolar itu disinyalir sebagai pelicin dari pengusaha.

Usai melakukan penggeledahan polisi memeriksa enam staf Dirjen Daglu. Mereka diperiksa masih sebagai saksi.

"Ada lebih kurang 6 orang yang dibawa (ke Polda Metro Jaya) kemarin untuk dilakukan pemeriksaan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian usai rapat dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (29/7).

"Kita masih ada waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum keenam orang yang kita bawa kemarin dari Kementerian Perdagangan," tambah Tito.

Seperti diketahui, Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menggeledah kantor Kementerian Perdagangan, kemarin malam. Polisi menelusuri lebih jauh penyebab lamanya waktu sandar kapal atau dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok.

Tiga orang menjadi tersangka, antara lain seorang Pekerja Harian Lepas (PHL) Kementerian Perdagangan berinisial MU. Lalu seorang pekerja di perusahaan importir, yakni N, serta pejabat Kasubdit di Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri di Kementerian Perdagangan berinisial I.