Dunia Kedokteran Sedang Kembangkan Vaksin Bivalen untuk Semua Mutasi Covid-19
Merdeka.com - Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. dr. Amin Soebandrio mengungkapkan, saat ini dunia kedokteran tengah mengembangkan vaksin bivalen. Vaksin bivalen adalah vaksin yang lebih melindungi seseorang dari Covid-19 secara luas.
Vaksin bivalen ini dikembangkan dari lebih dari satu antigen virus Covid-19. Di antaranya, komponen virus Covid-19 varian paling awal dan Covid-19 varian omicron.
"Pendekatan ke depan akan dikembangkan memberikan vaksin yang mengandung antigen lebih dari satu. Artinya bisa mengenali beberapa virus saat ini baru dua virus. Baksin bivalen saat ini sudah dikembangkan," kata Amin dalam webinar 'Perkembangan Pandemi di Indonesia dan Gejala pada Pasien Covid-19', Rabu (16/11).
Amin menjelaskan, vaksin tersebut dikembangkan karena melihat virus Covid-19 yang selalu bermutasi. Sementara, vaksin yang dikenal saat ini tidak bisa mengenali mutasi baru virus Covid-19 ke depan.
Dia menjelaskan, vaksin Covid-19 saat ini tidak semua menggunakan virus utuh, atau hanya bagian tertentu dari virus. Sehingga kekebalan yang dibentuk hanya ditujukan pada bagian-bagian terntu dari virus tersebut.
Ketika Covid-19 bermutasi, bagian yang menjadi target vaksinasi sudah berubah. Artinya, varian baru Covid-19 tidak dikenali oleh antibodi yang terbentuk dari vaksin.
"Jadi tidak dikenali lagi misalnya kekebalannya ditujukan kepada musuh yang berbaju ungu misalnya, kemudian masuk virus yang sama tapi ganti baju sedikit, ya bajunya jadi belang-belang. Ya nah si kekebalan itu tidak mengenali lagi," jelas Amin.
Peneliti mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran UI berharap vaksin bivalen bisa menjadi solusi untuk menghadapi mutasi-mutasi Covid-19 ke depan.
"Diharapkan dia bisa mengenali delta dan omicron. Kita mesti mengantisipasi nih virusnya kan bermutasi terus, kita enggak tahu nih tahun 2023 atau 2024 virusnya pakai antigen yang mana lagi. Apakah masih diennali oleh vaksin yang kita berikan sekarang," tutup dia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaIni Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia
Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio
Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaKemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya