Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR, Didik Mukrianto menilai, permasalahan lapas di Indonesia masih belum menemukan titik terang. Ini sebagaimana diceritakan Eks narapidana kasus makar Paulus Surya Anta Ginting.

Surya menceritakan kisahnya tentang perbedaan kapasitas antara rutan salemba tempatnya pernah ditahan dengan rutan Mako Brimob. Di mana di Rutan Salemba satu ruangan berisi ribuan orang, sementara di Mako Brimob hanya enam orang.

"Satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa banyak persoalan di Lapas hingga saat ini yang belum bisa diatasi oleh Kemenkumham. Meskipun kita tahu bahwa Kemenkumham juga telah melakukan upaya perbaikan," kata Didik kepada wartawan, Senin (13/7).

Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Surya seharusnya jadi koreksi pemerintah Indonesia yang membawahi manajerial lapas untuk segera memperbaiki kualitasnya.

"Harusnya Menkumham Yasonna Laoly yang sudah satu periode menjabat Menkumham dan saat ini periode keduanya bisa memetakan secara utuh persoalan yang terjadi di Lapas, apakah persoalan SDM, Infrastruktur, Sistem atau regulasi dan kebijakan," ujarnya.

Terlebih, dua periode Yasonna seharusnya bisa menyajikan evaluasi berbasis pemetaan yang tepat. Supaya meminimalisir permasalahan yang ada di Lapas.

"Untuk itu, apabila Menkumham sudah melakukan evaluasi dan memetakan masalah, serta membuat road map yang baik. Agar memastikan segenap pegawai lapas mempunyai integritas kuat. Jangan sampai terpengaruh warga binaan," sarannya

Termasuk, kata Didik, memastikan regulasi lapas agar dibuat secara adil dan tanpa diskriminasi dalam pelaksanaannya. Maka perlu adanya sinergi lintas lembaga, baik yang bersifat teknis maupun regulatif.

"Mungkin ke depan persoalan lapas ini tidak boleh dilepaskan dari konsep Integrity Criminal Justice Sistem yang dibangun di negara ini," tukasnya.