Merdeka.com - Meroketnya nilai tukar Dollar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah mulai berimbas pada proyek pengadaan barang dan jasa Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Salah satunya adalah pembangunan Museum Keris, di Jalan Bhayangkara, Sriwedari, Solo.

Lelang pengadaan pekerjaan mekanikal elektrikal bagi Museum Keris senilai Rp 1,7 miliar gagal dilaksanakan. Dari beberapa peserta lelang, tak ada satupun yang melakukan penawaran.

"Peserta tak ada yang berani mendaftarkan diri karena tingginya nilai Dollar terhadap rupiah," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Eny Tyasni Susana, Senin (14/9).

Eny menyebutkan, lelang ME meliputi komponen elevator, pengatur suhu ruangan (AC), genset, dan lain sebagainya. Akibat Dollar naik, nilainya menjadi tinggi hingga melebihi pagu. Pemerintah Kota, kata dia, tidak bisa menaikkan pagu anggaran telah dipatok. Padahal nilai tukar Dollar terhadap rupiah terus merangkak naik.

"Kami memutuskan untuk mengurangi komponen pengadaan, sehingga tak mempengaruhi nilai pagu anggaran yang ditetapkan. Kami akan membuka lelang kedua ME itu. Mudah-mudahan ada peserta dan pemenang lelangnya," ujar Eny.

Eny berharap Museum Keris akan menjadi museum terlengkap di Indonesia ini bisa dibuka tahun depan. Saat ini, kata Eny, ada 400 lebih keris siap dipamerkan di Museum Keris. Keris ini berusia puluhan hingga ratusan tahun dan merupakan hibah dari para kolektor keris, dari berbagai wilayah di Indonesia.