Merdeka.com - Sejauh ini polisi cenderung mempercayai sepenuhnya keterangan tersangka dua penjambret yang menyebabkan tewasnya Sisca Yofie (34), yakni Wawan dan Ade. Namun dari kaca mata ahli, keterangan Wawan seperti tidak bisa dipercaya dan dinilai berbelit-belit.

Sehingga patut diduga, Wawan preman kampung yang mengesekusi manajer cantik itu melakukan kebohongan untuk menutupi perbuatannya. Menurut Psikiater Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr Teddy Hidayat tidak seharusnya keterangan tersangka sepenuhnya dipercaya.

"Tapi bukan berarti pernyataan dia (Wawan) juga tidak ada yang benar, mungkin sekian persen ada yang benar dari pengakuannya," kata Teddy di Bandung, Rabu (28/8).

Yang namanya tersangka sambung dia pasti akan berusaha menutupi perbuatannya. Sehingga dia menilai Wawan juga memiliki perilaku psikopat.

Perilaku psikopat, lanjut dia, pintar menutupi kesalahan, itu bisa terlihat dari keterangan Wawan yang cenderung berbelit dalam memberikan keterangan. Lainnya, yang ditunjukan Wawan ialah perilaku yang agresif.

"Psikopat juga menunjukkan perilaku agresif, super egonya tinggi, perilakunya di luar batas normal, sehingga tak jarang melakukan sesuatu di luar batas wajar, seperti yang dilakukan entah apa itu keseret atau terseret (rambut Sisca)," ujar Kepala Program Studi Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Universitas Padjajaran (Unpad) itu.

Wawan selama ini memang dikenal berandalan. Dia pernah keluar masuk penjara lantaran kasus sama yakni penjambretan. Dikatakan Teddy, ini ialah sifat di luar batas kewajaran. Apalagi saat melakukan aksinya Wawan juga kerap mabuk-mabukan. "Ini menunjukkan bahwa dia memiliki perilaku anti sosial," katanya.