Merdeka.com - Mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, mengaku keberatan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntutnya penjara selama 9 tahun dan membayar uang pengganti sebesar Rp 18 miliar. Keberatan tersebut disampaikan Jero saat membacakan nota pembelaannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

"Tuntutan ini bagi saya tidak masuk akal," kata Jero di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Kamis (28/1).

Politikus Partai Demokrat itu menilai jaksa tidak mempertimbangkan fakta dan keterangan sejumlah saksi yang dianggap meringankan kasusnya. Salah satunya kesaksian Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Jero menyebut Jaksa tidak mempertimbangkan sebagian besar fakta dalam persidangan serta keterangan para saksi. Termasuk kesaksian Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Lebih lanjut, Jero bersikeras jika dirinya tidak melakukan perbuatan yang didakwakan jaksa. Mulai dari penyalahgunaan Dana Operasional Menteri (DOM), pemerasan terhadap anak buah, hingga gratifikasi. Jero menjelaskan penggunaan DOM selama dirinya menjabat Menteri kebudayaan dan Pariwisata bukan bentuk penyalahgunaan kewenangan.

Dia juga membantah selama menjabat Menteri ESDM telah menekan bawahan mencari dana DOM. Atas dasar itu, ia meminta majelis hakim tidak mengabulkan tuntutan jaksa.

"Saya mohon dibebaskan dari semua tuntutan dari kasus hukum ini, dan nama baik saya dipulihkan," ujarnya.