Merdeka.com - Wong Sulin (65), warga negara Korea yang menjadi korban perampokan masih trauma. Lilik Natalia (50), istri korban yang juga ikut disekap gerombolan perampok bahkan masih belum terlalu mau banyak berkomunikasi dengan orang asing. Dia dan anaknya yaitu Kevin (12) sangat trauma atas kejadian itu kemarin.

Lilik menceritakan, saat kejadian dirinya sedang membersihkan rumah di lantai dua. Sedangkan anak dan murid lainnya sedang les privat bersama Supatmi. Seketika itu gerombolan rampok masuk dan menyerbu seisi rumah. "Kami diancam pakai pistol ke kepala," kata Lilik, Rabu (12/8).

Karena ketakutan semua pun menuruti perintah perampok. Saat itu ada enam orang yang disekap dalam gudang dengan kondisi kaki dan tangan diikat. "Diam kamu atau saya tembak," kata Lilik menirukan ucapan pelaku.

Perampok berhasil mengambil perhiasan milik Lilik berupa kalung, gelang dan cincin. Diperkirakan kerugian mencapai Rp 10 juta. Mereka berhasil membuka ikatan setelah menelpon tetangganya tak lama setelah perampok pergi.

Pelaku menggunakan mobil Avanza. Sebelum beraksi, mobil itu terekam di CCTV perumahan mewah itu. Mobil masuk sekitar pukul 14.00 WIB. Lalu terlihat berkeliling sampai akhirnya menyatroni rumah korban. Pukul 14.58 WIB mobil keluar perumahan dengan kecepatan tinggi. "Sekitar 15 menitan aksinya di dalam rumah itu," kata Yudi Adha, Bendahara RW 019.

Dia menduga karena tidak adanya petugas pengamanan internal di RT korban maka menjadi peluang bagi pelaku. Karena, pelaku sebelumnya sempat berputar-putar di RT 001 dan RT 002. Namun karena sistem pengamanan berlapis maka pelaku membatalkan niatnya. "Kebetulan di lokasi tidak ada sekuriti seperti di RT lain. Ini kelemahannya mungkin jadi pelaku bisa beraksi," katanya.