Merdeka.com - Rupertus Tay (30), karyawan perusahaan kebun sawit, di Telen, Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur, diringkus polisi. Dia diduga mencabuli balita tetangganya satu mess karyawan, yang dititipkan orangtuanya.

Rupertus, ditangkap dan ditahan mulai Rabu (6/2) kemarin. Kasus itu mulai terbongkar Rabu (30/1) lalu, saat orangtua korban yang juga karyawan perusahaan, melapor ke sekuriti perusahaan, bahwa balitanya diduga dicabuli tetangganya, Rupertus.

"Jadi, informasi itu, sampai ke Polsek. Sehari kemudian tanggal 31 Januari, dilakukan visum terhadap korban ke rumah sakit," kata Kanit Reskri Polsek Muara Wahau, Ipda Erwin, kepada wartawan, Kamis (7/2).

Rupertus sempat membantah telah mencabuli balita tetangganya itu. Polisi tidak kehabisan cara, intens melakukan penyelidikan selama sepekan, hingga mendapatkan bukti permulaan.

"Dari bukti permulaan yang cukup itu, kita tetapkan terlapor (Rupertus) sebagai tersangka. Akhirnya dia mengakui perbuatannya, tidak bisa menyangkal dengan alat bukti yang kita dapat," ujar Erwin.

Dari keterangan Rupertus, dia mencabuli korban, sekitar pekan kedua Januari 2019. Saat itu, orangtua korban pergi ke kantor perusahaan, untuk melakukan absen sidik jari. "Korban dititipkan sebentar kepada pelaku, dan pelaku menggendong korban," sebut Erwin.

"Pelaku kemudian membawa korban ke teras depan rumahnya, dan duduk di bangku. Saat itulah terjadi perbuatan itu oleh pelaku, menggunakan jarinya," ungkap Erwin.

Rupertus sendiri, diketahui sebagai warga perantauan asal Flores, yang bekerja di perusahaan, sejak 8 Oktober 2018 lalu. Dia kini ditetapkan sebagai tersangka, setelah penyidik menjeratnya dengan UU No 1/2016 tentang Perubahan Kedua UU No 23/2002 Tentang Perlindungan Anak. "Ancaman minimal 5 tahun penjara, dan maksimal 15 tahun," demikian Erwin.