Merdeka.com - Pesan para tua, memiliki harta berlimpah pasti banyak keinginan, ternyata memang benar. Dari tidak punya kemudian memiliki harta berlimpah memang membuat gelap mata, salah satunya para suami TKW yang ditinggal bekerja ke luar negeri.

Rahmad (bukan nama sebenarnya,red) warga Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, Jawa Timur telah dua tahun ditinggal istrinya bekerja di Hong Kong. Bukan memelihara harta Nisa, istrinya, untuk membangun rumah yang diidamkan sebelum berangkat menjadi TKW dan membesarkan anak perempuan semata wayangnya. Rahmad malah menikah lagi dengan seorang janda.

Meski sebagai lelaki, hidup Rahmad telah 'dijamin' oleh istrinya yang bekerja di luar negeri, namun Rahmad tetap menunjukkan tanggung jawabnya sebagai suami, yakni bekerja.

Gajinya tak besar, namun bisa menunjukkan bahwa dirinya tidak hanya mengandalkan penghasilan istrinya sebagai tulang punggung keluarga.

"Ya malu lah kalau tidak bekerja, kesannya kita ndak punya harga diri," terang Rahmad pada merdeka.com.

Enam bulan berjalan, Rahmad sudah mulai bosan dengan hidupnya. Bahkan anak perempuan yang seharusnya ia pelihara sering dititipkan kepada ibunya yang tinggal di lain desa.

Rahmad mengaku bosan lantaran hasrat birahinya tidak terlampiaskan. Apalagi ada seorang janda yang juga tetangganya, sering memberi perhatian padanya.

"Lelaki mana mas ndak kuat ditinggal istrinya untuk berhenti melakukan hubungan badan, kecuali orang mati apalagi ditinggal dua tahun," tambah Rahmad.

Dari sekedar perhatian, hubungan Rahmad dengan janda tersebut mulai berubah. Dari ditawari untuk dibuatkan kopi akhirnya saling menawarkan 'kehangatan'.

Setiap kali istrinya telepon untuk menanyakan kabar keluarganya, Rahmad selalu menutupi bahwa dirinya telah menyalahi komitmen. Ia selalu mengabarkan hal-hal yang baik.

Alasan Rahmad nekad mengkhianati sang sang istri hanya satu, ia butuh belaian perempuan dan perhatian. Meski dalam kesepakatan sebelum istrinya menjadi TKW, Rahmad menyatakan akan tetap setia, tidak selingkuh, menjaga anak dan menjaga harta yang didapatkan dari bekerja di luar negeri.

Janji yang berubah menjadi gombalan itu bak petir di cuaca panas, harta yang seharusnya ia jaga dan membangun rumah, tapi justru ia habiskan untuk senang-senang dengan sang janda. "Saya khilaf, saya pada waktu itu yang penting senang," terangnya.

Rumah idaman yang sedianya dijadikan istana bagi keluarga kecil ini akhirnya hanya tinggal impian, tak terwujud. Rumah dari bahan bambu yang beralaskan tanah, tetap tak berubah dari tahun pertama istrinya berangkat menjadi TKW. Bahkan rumahnya terancam disita oleh bank. Sebab pinjaman bank dari menggadaikan sertifikat untuk biaya keberangkatan sang istri ke luar negeri tak pernah Rahmad setorkan, meski sang istri mengirimkan uang cicilan itu.

Kabar buruk tentang Rahmad pun tercium Nisa. "Istri saya tahu tentang kelakuan saya dari adik perempuannya yang sering ia hubungi via telpon. Ia pernah menanyakan itu langsung pada saya, namun saya jawab itu hanya fitnah," tambah Rahmad.

Kepercayaan Nisa pada Rahmad ternyata cukup besar. Nisa tak percaya begitu saja kalau suaminya mabuk kepayang oleh janda dan juga telah menghabiskan hartanya dari bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri. Hingga akhirnya kontrak kerjanya habis. Nisa memilih pulang karena rindu pada keluarga kecilnya.

"Saya pada waktu was-was, apalagi rumah sudah disita bank dan akhirnya melarikan diri bersama pacar saya," ungkap Rahmad yang hingga kini menyesali perbuatnya.

Sesampai di rumah, setelah dijemput adiknya dari Bandara Juanda, Surabaya, Nisa hanya bisa menangis mendengar cerita adiknya bahwa rumahnya telah disita bank dan suaminya lari dengan janda.

"Mas Rahmad itu benar-benar lelaki ndak tahu diuntung," terang Fifi adik Nisa.

Tangisan Nisa tak menyelesaikan masalahnya. Setelah sampai di Indonesia jarak sebulan akhirnya Nisa memilih menggugat suaminya ke pengadilan agama. Apa yang ia lakukan karena ingin menyelamatkan anak semata wayangnya.

"Mbak lebih memilih pisah, sebab Mas Rahmad sudah memutus hubungan dengan kakak saya. Bahkan didatangi ke rumah orang tuanya juga tak mau menemui," tambah Fifi.

Hingga akhirnya pengadilan agama memutuskan verstek pada Nisa. Putusan verstek lantaran pihak tergugat tak hadir selama persidangan.

"Saya akhirnya menikahi janda itu, sebab istri saya telah memilih pisah dan tidak mau kembali lagi. Mungkin sakitnya sudah sampai dasar, dan ini kesalahan yang tidak sisa dimaafkan dari saya," tutup Rahmad.