Ditanya surat pemecatan Prabowo, Syamsu Djalal angkat tangan
Merdeka.com - Heboh persoalan surat dari DKP soal pemecatan Letnan Jenderal Prabowo Subianto dari TNI di media sosial, sempat membuat Syamsu Djalal mengernyitkan dahi saat ditanya mengenai kebenaran surat tersebut. Dia tidak mengetahui isi surat tersebut dan belum membacanya.
"Atas rekomendasi siapa itu?," tanyanya kepada sejumlah awak media usai acara Forum Mahasiswa Ciputat di Whiz Hotel, Cikini, Jakarta pusat, Minggu (8/6).
"Itu betul," ujarnya membenarkan saat salah satu wartawan membacakan pokok surat tersebut.
"Seharusnya yang diundang untuk ngomongi ini ya Pak Wiranto dan ketua TIM Kasad Subagyo," lanjutnya dengan tertawa.
"Jadi begini, yang saya dengar itu memang hasil sidang itu jenderal-jenderal itu tercukupi bukti bahwa Prabowo sudah melanggar. Namun, seperti pak Syamsudin bilang, DKP ini bukan penyelenggara hukum (Yuridisial). Kalau ada bukti berarti dilanjuti lagi, harus ranah ke pengadilan," paparnya.
Meski membenarkan isi dari surat tersebut, namun Syamsu mengelak saat ditanya kebenaran dokumen tersebut.
"Yang jelas saya dengar ini, dicopot dan diberhentikan. Titik, tiada embel-embelnya," tegasnya.
Didesak lebih jauh mengenai kebenaran isi dokumen, purnawirawan berpangkat Mayor Jenderal TNI ini malah balik bertanya mengenai dokumen yang belum dia baca tersebut. "Coba tanya kepada yang bertanda tangan di sana, siapa aja?," sahutnya.
"Ada SBY, coba tanya ke SBY, tanya Agum Gumelar," lanjutnya ketika wartawan menyebut beberapa nama yang bertanda tangan di dalam surat DKP tersebut.
"Ya, mereka (penandatangan di surat tersebut) harus menjelaskan surat itu," lanjutnya.
Meski telah mendapat jawaban tersebut, sejumlah awak jurnalis terus mendesak kebenarannya, namun Samsu Djalal hanya bisa berkelakar, "Kalian itu sudah tergaharu mencendana pula, sudah tahu bertanya pula," tutupnya.
Sebelumnya, Media sosial dihebohkan dengan Surat berkop Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan Dewan Kehormatan Perwira bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP yang berisi mengenai pemecatan Prabowo Subianto.
Surat tersebut ditetapkan tanggal 21 Agustus 1998 oleh DKP yang diketuai Jenderal Subagyo HS, Wakil Ketua Jenderal Fachrul Razi, Sekretaris Letjen Djamari Chaniago. Kemudian Letnan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Agum Gumelar dan Letjen Ari J Kumaat.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendukungnya di Sampang Ditembak Orang Tak Dikenal, Begini Reaksi Prabowo
Prabowo Subianto prihatin relawannya ditembak oleh orang tidak dikenal.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Prabowo Mendapat Julukan Sahabat Santri Indonesia
Prabowo menyatakan bahwa julukan ini merupakan suatu kehormatan baginya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Jawab Banyak Tuduhan Negatif: Apa Sih Takutnya dari Saya?
Prabowo Subianto buka suara soal banyak tuduhan negatif kepada dirinya pada Pilpres 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo Diam-Diam Bertemu SBY Jumat Malam, Bahas Apa?
Prabowo Subianto ternyata diam-diam bertemu dengan SBY Jumat malam
Baca SelengkapnyaPrabowo Sedih Dikasih Nilai 11 Dari 100
Prabowo tidak ambil pusing dengan nilai yang diberikan kepadanya itu. Dengan logat betawi, ia menyebut tak mau memikirkannya.
Baca SelengkapnyaRespons Prabowo soal HAM, Sekjen PDIP: Bagaimana jadi Pemimpin jika Tidak Kedepankan Dialog?
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan pemimpin tidak boleh memiliki rekam jejak pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaPrabowo Singgung ‘Air Susu Dibalas Air Tuba’, Timnas AMIN: Pak Anies Selalu Hormati Siapa pun
Menurut Syaugi, Anies bahkan tidak antikritik. Siapa pun yang melontarkan kritik terhadap Anies tidak pernah berujung masuk jeruji besi.
Baca SelengkapnyaEmak-Emak Terobos Naik Panggung Dekati Prabowo, Bahlil Tegang Sambil Nunjuk-Nunjuk
Begini detik-detik emak-emak terobos panggung waktu pidato Prabowo. Respons Prabowo hingga Bahlil jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tegaskan Pentingnya Komcad: Kekuatan yang Bisa Diandalkan kalau Negara Terancam
Menhan Prabowo Tegaskan pentingnya Komcad: Kekuatan yang Bisa Diandalkan kalau Negara Terancam
Baca Selengkapnya