Merdeka.com - Enam remaja, dua di antaranya perempuan, ditangkap polisi, Selasa (25/8) tak lama setelah melakukan perampokan. Juwita Sembiring (20), salah seorang yang ditangkap, menangis meminta untuk dipulangkan.

Warga Jalan Stela, Medan itu membantah terlibat dalam perampokan. "Aku tidak ikut-ikutan Pak, mereka yang merampok," katanya kepada petugas sambil menangis.

Juwita mengatakan, perampokan malam itu berawal dari handphonenya yang dihilangkan Nando Pinem (19), pelaku lainnya. "Katanya mau diganti, tahu-tahunya malah merampok," katanya terisak.

Selain Juwita, lima orang lain yang ditangkap yaitu Porman Silaban (18), warga Jalan Balai Kelurahan, Padang Bulan; Sadrah Tarigan (20), warga Jalan Jamin Ginting Gang Kata Mulih; Chandra Girsang (20), warga Jalan Pintu Air IV Gang Maju; Nando Pinem (19) warga Jalan Pintu Air II; dan DR (15), warga Simpang Kuala.

Dua nama terakhir merupakan perempuan. "Mereka ditangkap di kawasan Tanjung Anom dinihari tadi," kata Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Aldi Subartono, Selasa (25/8) sore.

Keenamnya tertangkap setelah merampok Erwin Tamba dan LM Siahaan. Ketika itu, Senin (24/8) malam sekitar pukul 23.00 WIB, keduanya tengah duduk di Perumahan Citra Garden, Jalan Jamin Ginting. Keduanya kemudian dihampiri enam remaja mengendarai 4 unit sepeda motor.

Mereka langsung meminta paksa handphone korban sembari mengancam. Karena menolak, korban dianiaya. "Pelaku kemudian mengambil handphone dan uang Rp 720 ribu milik korban," jelas Aldi.

Erwin Tamba dan LM Siahaan lalu melaporkan kejadian itu ke kantor polisi. Laporan itu langsung ditindaklanjuti. "Setelah melakukan penyelidikan, anggota kita menangkap keenamnya," ujarnya.

Berdasarkan pemeriksaan, hampir semua pelaku mengaku kerap melakukan aksi di kawasan sekitar kampus Universitas Sumatera Utara (USU) dan Perumahan Citra Garden. Perampokan yang mereka lakukan diawali dengan menuduh korbannya melakukan pencurian dan menggunakan narkoba, kemudian mengancam korbannya.

Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap keenam pelaku. Mereka terancam Pasal 365 KUHPidana. "Ancamannya 5 tahun penjara," sebut Aldi.