Diplomasi Agus Salim di negara-negara Arab bikin Belanda pusing
Merdeka.com - Setelah Indonesia merdeka pada 1945, masih ada pekerjaan rumah yang belum selesai. Banyak negara-negara yang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.
Dan inilah yang menjadi tugas berat bagi Haji Agus Salim. Saat itu Agus Salim masih menjadi Wakil Menteri Luar Negeri. Haji Agus Salim mendapatkan tugas menyampaikan kepada dunia tentang kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1947, Haji Agus Salim dan rombongan terbang ke Mesir. Delegasi berangkat pada tanggal 16 maret 1947 ke Bombay. Setelah mengadakan persiapan di Bombay, kemudian meneruskan perjalanan ke Mesir.
Haji Agus Salim didaulat sebagai ketua tim. Saat itu Agus Salim bersama Rasjidi sebagai sekretaris bendahara, serta tiga orang anggota; Nazir St Pamoentjak, Abdul Kadir dan AR Baswedan. Dipilihnya Agus Salim karena dinilai sebagai seorang pemimpin Islam yang cerdas. Ia mahir berpidato dalam bahasa Belanda, Inggris, Prancis, Jerman dan Belanda.
Di Mesir, pidato-pidato Agus Salim memikat rakyat dan pemerintah Mesir. Pidato Agus Salim dibumbui dengan gaya humor yang menarik.
Kedatangan Haji Agus Salim dan rombongan ternyata tercium oleh pemerintah Belanda. Dengan berbagai cara kemudian Belanda mengutus bekas Dutanya di Arab Saudi, Adrians untuk menggagalkan usaha delegasi Indonesia.
Meski Liga Arab dan Mesir tahu bahwa perjanjian Linggarjati hanya mengakui Indonesia sebagai bagian dari Indonesia Serikat bentukan Belanda dengan mengikutsertakan kepulauan-kepulauan lainnya, Mesir punya sikap sendiri. Mesir akhirnya memutuskan untuk mengakui Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Indonesia berhak mengadakan hubungan diplomatik dengan Mesir.
Perjanjian tersebut ditandatangani di Kementerian Luar Negeri Mesir pada 10 Juni 1947. Pihak Indonesia diwakili Haji Agus Salim, waktu itu sebagai wakil menteri luar negeri dan Mahmoed Fahmi al Nokrasyi sebagai Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Mesir.
Rupanya, dukungan Mesir itu langsung membuat harapan Belanda membentuk Indonesia Serikat pupus. Setelah pengakuan Mesir, negara-negara Arab lainnya langsung menunjukkan sokongannya kepada Indonesia. Kemudian delegasi Indonesia berkunjung ke Lebanon pada 29 Juni 1947. Di sana Lebanon juga mendukung pemerintah Indonesia. Tidak hanya Lebanon, seiring berjalannya waktu akhir tahun 1947 Arab Saudi juga mendukung kemerdekaan Indonesia.
Itulah sebagian cerita tentang sosok Agus Salim dalam berdiplomasi dengan negara asing. Semoga di masa kini muncul diplomat-diplomat seperti Agus Salim yang bertarung dan berjuang sekuat tenaga demi Indonesia.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez
Dulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.
Baca SelengkapnyaTempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaKisah Albertus Soegijapranata, Uskup Agung Pribumi yang Meyakinkan Vatikan untuk Akui Kemerdekaan RI
Sosok Albertus Soegijapranata pernah berdiplomasi dengan Vatikan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaSosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaUlama Indonesia Tolak Mobil Mewah dari Raja Arab Saudi, Alasannya Bikin Haru
Natsir istimewa karena jujur. Menolak hadiah mobil dari pengusaha dan Raja Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaAntusiasme Pemilih Pemula di Sumsel Meningkat Pesat Menjelang Pilpres 2024
Menkominfo Budi Arie Setiadi optimis bahwa Indonesia akan dengan mudah mewujudkan cita-citanya menjadi negara maju mendatang.
Baca SelengkapnyaSosok Christiaan Snouck Hurgronje, Mata-Mata Pemerintah Hindia Belanda di Aceh
Ia cukup fasih dalam berbahasa Arab yang pada akhirnya menuntun dirinya bisa berkunjung ke Tanah Suci pada tahun 1885.
Baca SelengkapnyaDi Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca Selengkapnya