Diperkosa 4 PNS, pelajar di Lampung lari masuk sumur

Merdeka.com - YO (16) siswa sebuah SMA di Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung diduga menjadi korban perkosaan empat PNS dan honorer Pemkab setempat. Parahnya, YO diperkosa Al, bendahara rutin Pemerintah Kabupaten Waykanan bersama tiga rekannya, Ad, An, dan H, di salah satu ruang salat di kantor Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset (P2KA), Kabupaten Waykanan.

Saat kejadian, YO berusaha melarikan diri dari kejaran pelaku. Dia lantas nekat masuk ke dalam sumur untuk menghindari para pelaku.

"Kejadiannya pada Selasa (9/4) malam Rabu, dan setelah ketahuan serta diangkat dari dalam sumur sekitar pukul 06.00 WIB, bibirnya sudah menghitam dan tangannya menekuk akibat kedinginan," ujar Jm, ayah YO, di Blambanganumpu, Senin (22/4).

Berdasarkan kesaksian sejumlah warga, sekitar pukul 04.00 WIB Rabu (10/4), mereka sempat mendengar jeritan perempuan minta tolong. YO lantas ditemukan pemilik sumur saat hendak mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah Salat Subuh.

"Ketika diberitahu, saya segera berangkat dengan membawa senter dan sarung. Saya akan turun ke sumur mengambil anak saya dan akan saya gendong dengan menggunakan sarung jika tidak ada yang menolongnya. Ternyata banyak orang yang telah menolong anak bungsu saya itu," kata ayah tiga anak perempuan itu lagi.

4 PNS di Lampung diduga perkosa pelajar di ruang salat

Warga terus demo minta PNS yang perkosa ABG di musala dipecat

Sebelumnya, YO sempat dibekap para pelaku. Namun, dia bisa melepaskan diri. "Saya berterima kasih ia dapat cepat ditemukan, sehingga tidak terjadi hal tidak diinginkan," ujar Jm yang berprofesi sebagai buruh itu, seperti dilansir Antara.

Atas peristiwa itu, Bupati Bustami Zainudin telah memberhentikan Al dari jabatannya. Namun untuk pemecatan Al dari status PNS, ia menyatakan bukan wewenangnya. Adapun untuk honorer yang ikut melakukan pemerkosaan terhadap YO, langsung dipecatnya.

Namun, sejumlah pihak menyatakan peristiwa yang dialami YO di tempat salat tersebut bukan pemerkosaan. Disebut-sebut yang terjadi adalah 'transaksi' karena polisi menemukan barang bukti uang Rp 1,5 juta, pecahan Rp 100.000.

Meski telah melakukan olah TKP, Polres Waykanan belum juga memastikan apakah peristiwa itu murni perkosaan atau tidak.