Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini kembali memeriksa tersangka kasus dugaan korupsi Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID), Wa Ode Nurhayati. Usai diperiksa, Wa Ode mengaku dicecar penyidik soal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

"Yang pasti tentang TPPU, menyita rekening saya, rekening bisnis dan rekening dollar, itu yang diperiksa," kata dia kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (8/5).

Politikus PAN ini mengaku telah memberi penjelasan ke penyidik KPK terkait hartanya yang disebut-sebut berasal dari TPPU. Mantan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR ini mengklaim jika harta yang dimilikinya tak satu pun berasal dari tindak pidana.

"Alhamdulillah, semuanya sudah saya jelaskan dan tidak ada satupun transaksi yang bersumber dari kejahatan, termasuk deposito Rp 10 M yang disita," kata dia.

Lebih lanjut Wa Ode mengaku siap jika diminta melakukan pembuktian terbalik terhadap hartanya.

"Siap, saya siap lakukan hal itu (pembuktian terbalik). Itu dari hasil usaha pribadi sebelum menjadi anggota DPR," kata dia.

Seperti diketahui, selain ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pengalokasian Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID), Wa Ode juga ditetapkan tersangka TPPU oleh KPK.

KPK telah membekukan harta Wa Ode Nurhayati senilai Rp 10 miliar yang tersimpan dalam rekeningnya. Uang tersebut diduga berkaitan dengan tindak pidana pencucian uang yang dilakukan Wa Ode.

Wa Ode dijerat Pasal 3 atau Pasal 4 atau Pasal 5 Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang. Namun, Wa Ode mengklaim uang Rp 10 miliar yang ditemukan KPK tersebut tidak terkait pencucian uang, melainkan deposito pribadinya.