Diimingi jadi SPG bergaji Rp 15 juta, 7 ABG disekap di rumah kos
Merdeka.com - Jejaring sosial masih jadi alat penipuan untuk para anak baru gede (ABG). Seperti yang dialami 7 ABG di Koja, Jakarta Utara yang rela kabur dari rumahnya untuk mendapatkan uang Rp 15 juta per bulan.
Ketujuh ABG tersebut kabur dari rumah dan rela menghuni sebuah rumah indekos di Jalan Samudra Oxford I RT 03 RW 06 No 10, Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara selama dua hari yang lalu.
Mereka berinisial M (15), KS (17), M (15), ML (15), AO (15), NAS, E (15) dan AA (15).
Salah seorang korban, M (15) mengatakan, dirinya tergiur dengan janji seorang perempuan paruh baya berinisial M (32) yang ditemui di sebuah klab malam Top Star tiga hari yang lalu. Perempuan tersebut menawarinya bekerja sebagai sales kosmetik dengan penghasilan Rp 10 Juta sampai Rp 15 Juta.
"Baru ketemu sekali, tapi kan tertarik juga yah, makanya mau aja," ujar M kepada wartawan, Jumat (4/7).
Akhirnya dia ikut dengan perempuan yang ia panggil mami tersebut ke sebuah rumah kos-kosan yang menampung mereka untuk sementara waktu.
"Tapi pas sudah di sana kami digembokin gitu kayak dikurung," katanya perempuan asal Banten tersebut.
M mengaku sudah putus sekolah dan kini mencari pekerjaan di Jakarta Utara. Sehari-hari dia tinggal di daerah Muncang, Koja, Jakarta Utara.
Sementara itu salah satu orang tua korban, Daryati (32) yang merupakan ibu dari AA menuturkan, anaknya kabur bermula ketika dirinya cekcok dengan suaminya sehingga anaknya tersebut tidak betah dan memutuskan untuk kabur dari rumah.
"Saya ama bapak cekcok terus dan dia (AA) nggak tahan bilang mau kabur. Kemudian saya nyari sendiri dapat info dari teman-temannya ternyata anak saya ada di Warakas. Tapi nggak lama saya telepon temannya ternyata malah ada di Rawabadak," jelas Daryati.
Selain itu, Daryati melanjutkan, anaknya tersebut diketahui sering bermain dan pergi ke warnet serta di imingi-imingi oleh seseorang agar bekerja dan mendapatkan uang sebesar Rp 15 juta per bulan.
"Saya inget dia itu suka ke warnet dan diming-imingi Rp 15 juta dan temannya juga ada yang cerita ke saya," tandasnya.
Sementara itu salah satu orang tua korban lainnya, DR (32) mengaku sudah kehilangan anaknya bernama AA (15) sejak 2 minggu yang lalu. Warga Semper Barat tersebut juga sempat melaporkannya ke pihak kepolisian,
"Tapi saya juga aktif mencari-cari. Berbekal informasi temen-temen anak saya," ujarnya.
Kam (40) orang tua dari AO (15) korban lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Anaknya juga hilang sekitar 2 minggu lalu. Semenjak liburan sekolah anaknya sudah tidak berada di rumahnya di Warakas, Tanjung Priok, dan tidak diketahui hilang kemana.
"Sempet ditelpon tapi dia tidak angkat. Waktu saya sms bilang sakit, baru dijawab dia pengen pulang, tapi nggak bisa," ujarnya.
Kemudian, komunikasi di antara mereka pun berlanjut hingga AO mendeskripsikan sekitar tempat mereka menginap. Berbekal gambaran dari sms anaknya itulah ia dan Dar mencurigai tempat tersebut.
"Kita curigai mereka ada di sebuah rumah di Koja," ujarnya,
Akhirnya DR dan K akhirnya DR dan Kam melaporkan anak mereka yang disekap di rumah indekos tersebut ke Polsek Koja. Dari laporan tersebut pihak kepolisian melakukan penggerebekan pada Kamis (3/7) lalu sekitar pukul 19.00 WIB.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, AKBP Azhar Nugroho, membenarkan adanya penggerebekan oleh anggotanya. Sebanyak 9 orang perempuan diamankan oleh kepolisian. Namun karena 2 diantara sudah berusia 20 tahun maka tidak dibawa ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakut. Ke-7 ABG tersebut berinisial KS, M, ML, AO, NAS dan AA.
"Kita masih lakukan penyelidikan dugaan adanya traficking. Saat ini kita masih mencari penanggung jawab yang mengimingi anak-anak tersebut," tandasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaMakanan yang Ia beli juga dibaikan ke orang-orang sekitar secara gratis.
Baca SelengkapnyaAda dugaan, pelaku mengidap gangguan jiwa. Tetapi kebenarannya masih didalami
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaAdi Hermawan (25) gelap mata setelah mendapatkan kabar istrinya dilecehkan. Dia pulang ke rumah dan menikami pelaku yang masih ada hubungan saudara dengannya.
Baca SelengkapnyaNS (40), buruh serabutan di Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, NTT, nekat melakukan aksi bakar diri saat akan ditangkap karena memiliki senjata api.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.
Baca SelengkapnyaSuami tidak pernah membawa istri berobat karena hanya menganggap mengalami gangguan pikiran sesaat.
Baca SelengkapnyaAksi wanita ini menuai simpati dari warganet, sederhana namun membekas.
Baca Selengkapnya