Digerebek Satpol PP, pemilik panti pijat plus-plus kabur

Merdeka.com - Ratusan petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang, kembali menggiatkan operasi penertiban pedagang kaki lima (PKL) di ruas jalan raya kota Semarang. Kali ini, petugas merobohkan enam warung PKL semi permanen yang dibangun di bantaran Kali Simongan Jalan Puspowarno Raya.

Tak hanya itu saja, petugas juga mendapati sebuah warung berwarna hijau milik seorang PKL yang diduga kuat sering membuka praktik pijat plus-plus.

Kepala Bidang Trantibun Satpol PP Kota Semarang, Aniceto Magno da Silva, mengatakan, pemilik warung tersebut sudah berulang kali diperingatkan agar jangan lagi membuka praktik pijat plus-plus, tapi faktanya sampai sekarang masih tetap membandel.

"Mirisnya lagi, panti pijat plus-plus ini berdiri di dekat sekolah, masjid dan gereja. Kita sudah membongkar tempat ini 3 kali namun tetap dibangun lagi untuk dipakai sebagai tempat mesum. Namun saat akan ditangkap, dia (pemilik panti pijat plus-plus) langsung kabur," ungkap Aniceto, di sela-sela razia PKL Puspowarno, Senin (1/9).

Menurut Aniceto, pemilik warung mesum itu masih dikejar oleh petugasnya. "Untuk sementara ini masih dikejar oleh petugas kami. Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya," tegasnya.

Atas temuan itu, maka petugasnya langsung merobohkan 6 bangunan semi permanen milik PKL di Jalan Puspowarno Raya. Razia di Jalan Puspowarno, kata dia, merupakan tindakan tegas setelah 4 kali surat peringatan yang dilayangkan petugasnya tidak digubris oleh pedagang.

Lebih jauh, Aniceto menerangkan, enam PKL bandel ini merupakan sisa-sisa pedagang Jalan Puspowarno yang sebelumnya telah ditertibkan. "Jumlahnya semula ada 30 PKL. Setelah ditertibkan ternyata masih ada enam orang yang membandel tetap berjualan di sini. Bila mereka masih nekat, maka kami akan menempuh jalur hukum," kata Aniceto.

Sementara itu, seorang warga Puspowarno, Zainuddin, mengaku memang selama ini ada beberapa warung yang diduga kerap dipakai ajang mesum. "Mereka biasanya buka malam hari," katanya.