Merdeka.com - Mabes TNI langsung mencopot Mayjen Hardiono Suroso dari posisi Pangdam IV/Diponegoro, setelah terungkap bahwa penyerbuan Lapas Cebongan, Sleman, DIY, dilakukan 11 personel Kopassus. Mayjen Hardiono kini dialihfungsikan menjadi staf KSAD. Sementara, posisi Pangdam IV/Diponegoro kini dijabat Mayjen Surindiyo.

Mayjen Hardiono menjawab santai soal pencopotan dirinya. Dia mengaku selalu berganti posisi setiap beberapa bulan.

"Saya jabatannya cepat-cepat kok, tujuh bulan, sembilan bulan. Yang ini agak lamaan," kata Mayjen Hardiono di Mabes AD, Jl Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (9/4).

Sembari tersenyum, Hardiono mengaku sudah mulai berkantor di Mabes AD usai acara serah terima jabatan di Kodam IV/Diponegoro, DIY.

"(Aktif) Sejak kemarin," ucapnya singkat.

Saat ini, dia mengaku hanya diberikan tugas sebagai salah satu staf KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. Namun, dia mengaku tidak mengetahui tugas utamanya selama berada di lingkungan Mabes AD.

"Bantu-bantu Pak KSAD. Tidak tahu (tugas utamanya), tanya Pak KSAD soal itu," sahutnya.

Terkait soal kasus Cebongan yang melibatkan anak buahnya, Hardiono menyatakan siap bertanggung jawab, termasuk soal pernyataannya yang membantah keterlibatan anggota TNI sebelum berlangsungnya investigasi.

"Jadi semua yang terjadi itu yang terjadi tanggung jawab saya," tandasnya.