Diajak bisnis jual beli beras, Ismi kena tipu ratusan juta
Merdeka.com - Kepolisian Resor Tanahdatar, Sumatera Barat, berhasil menangkap seorang pelaku penipuan berkedok bisnis jual-beli beras.
"Kita sudah menangkap seorang wanita bernama Yesiwalda (38), warga Kecamatan Lintau Buo, yang bersembunyi di Provinsi Jambi, Minggu malam," kata Wakapolres Tanahdatar Kompol Mukhlis didampingi Kasat Reskrim AKP Wahyudi di Batusangkar, seperti dikutip dari Antara, Senin (22/9).
Mukhlis menjelaskan, korban penipuan bernama Ismirita (47), warga Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo, menderita kerugian sekitar Rp 475 juta.
Aksi penipuan tersebut terjadi pada Kamis (18/9) sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu korban didatangi pelaku yang bermaksud mengajak menjalankan bisnis jual-beli beras di Jambi.
Namun setelah korban menyerahkan modal usaha sebesar Rp 475 juta, ternyata pelaku tidak bisa ditemui dan selalu berpindah-pindah tempat.
Merasa telah ditipu, dia melaporkan kejadian itu ke Polsek Lintau Buo sesuai laporan Lp/03/k/II/2013/sek. Menindaklanjuti penanganan kasus penipuan dan penggelapan tersebut, polisi masih mengumpulkan bukti, meminta keterangan dari saksi korban dan pelaku.
Wakapolres Mukhlis mengatakan pelaku dijerat dengan Pasal 378 junto pasal 372 KUHP tentang aksi penggelapan dan penipuan dengan ancaman pidana penjara maksimal empat tahun.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Awal merintis bisnisnya, Sueb mendapat omzet puluhan juta. Kini Sueb mampu meraih omzet hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaRiski kerap mengambil diam-diam uang dari kas kios pulsa hingga totalnya mencapai Rp80 juta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Abidin bercerita bisnis tanaman hiasnya di Jalan RM Harsono berkembang sejak ikut KUR BRI.
Baca SelengkapnyaSebelum bertani pepaya, ia telah berkali-kali gagal membangun usaha di bidang lain.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaBerbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Baca SelengkapnyaHari malang tak ada di kalender. Ungkapan ini seolah menggambarkan nasib seorang penjual es krim di Bekasi ini.
Baca SelengkapnyaModal bukan faktor utama tidak menjalankan bisnis, pilihan ini bisa menjadi solusi.
Baca Selengkapnya