Di Solo, 1.200 anjing dibunuh tiap hari untuk dikonsumsi
Merdeka.com - Sedikitnya 1.200 anjing di Solo dibunuh setiap harinya untuk dikonsumsi manusia. Dikatakan dibunuh, karena cara menghilangkan nyawa hewan tersebut tak lazim.
Bukan disembelih seperti kambing atau hewan lainnya, namun dimasukkan ke dalam karung kemudian dijerat lehernya dengan tali, dipukul kepalanya atau dimasukkan ke air hingga mati.
Setelah mati, baru kemudian anjing-anjing tersebut dijadikan olahan favorit sebagian masyarakat di Kota Solo dan sekitarnya. Hampir sama dengan kambing, olahan daging anjing ini bisa berupa sate bakar, sengsu (tongseng asu/anjing), rica basah maupun rica goreng. Masyarakat kemudian lebih akrab menyebutnya sebagai 'Rica Guguk atau Sate Guk Guk atau Rica RW'.
Istilah 'Rica Guk Guk' muncul semasa kepemimpinan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) yang sekarang menjadi Presiden RI. Saat itu hampir semua tenda warung kuliner daging anjing bertuliskan 'Sate Jamu'. Sebagian masyarakat beranggapan jika daging anjing berkhasiat untuk menambah stamina.
Namun, tulisan tersebut rupanya kerap membuat pendatang baru di Solo salah persepsi. Mereka berniat mencicipi kuliner itu karena mengira yang dijual adalah sate kambing dengan bumbu rempah sehingga nama tersebut menimbulkan polemik. Sehingga para penjual kuliner olahan anjing harus menuliskan "Warung Guguk" lengkap dengan gambar kepala anjing pada tenda mereka.
rumah makan pinggir jalan di solo ©2018 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Salah satu komunitas pecinta anjing, Sahabat Anjing Solo mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan, tahun 2017 ada 1.200 ekor anjing yang dibunuh setiap harinya. Ribuan anjing tersebut didatangkan dari Solo dan sekitarnya serta dari sejumlah kota di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Ribuan anjing tersebut kemudian didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 136 warung kuliner olahan anjing yang ada di Solo.
"Khusus Kota Solo jumlah warung kuliner olahan anjing ada 136, belum lagi di kota sekitar," ujar Fredy Irawan, ketua Sahabat Anjing Solo, Rabu (21/2).
Sahabat Anjing, lanjut Fredy, merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Pihaknya terus mengkampanyekan agar masyarakat tak mengkonsumsi daging anjing atau 'Dogs are Not Food'. Menurutnya, ada beberapa alasan agar masyarakat tak mengkonsumsi daging anjing.
"Dari aspek kesehatan, daging anjing itu berpotensi membawa penyakit rabies. Potensi itu akan semakin besar karena sebagai binatang peliharaan, anjing tidak mendapat vaksin atau perawatan lain layaknya binatang ternak konsumsi," katanya.
Meskipun Kota Solo bebas rabies, ribuan anjing yang dikonsumsi tersebut didatangkan dari luar kota. Apalagi tidak ada standard operational procedure (SOP) dalam pengangkutan dan pengolahan. Masyarakat, sambung dia, harus tahu bahwa sebagian anjing juga memiliki kandungan cacing hati dan cacing pita.
"Siapa yang bisa menjamin binatang itu tidak terjangkit rabies atau penyakit lain? Selain itu, anjing itu sahabat manusia, tidak layak untuk dimakan," tandasnya.
Ferdy mengatakan pihaknya juga menyoroti cara membunuh anjing yang selama ini dilakukan secara biadab dan tidak disembelih.
rumah makan pinggir jalan di solo ©2018 Merdeka.com/Arie Sunaryo
"Itu namanya pembantaian, penyiksaan. Cara itu dilakukan karena konsumen percaya daging anjing akan terasa nikmat jika tidak ada darah keluar saat dibunuh. Karena itu anjing tidak pernah disembelih. Cara pembantaian seperti itu ini harus dihentikan," tegasnya.
Di Kota Solo dan sekitarnya, warung kuliner olahan daging anjing memang mudah ditemukan. Sahabat Anjing Solo mencatat berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, pada 2017, Jawa Tengah berada di peringkat kedua setelah Provinsi DKI Jakarta sebagai daerah pengkonsumsi daging anjing terbanyak.
Sementara dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, Kota Solo, menjadi daerah pengkonsumsi daging anjing terbanyak disusul Kabupaten Klaten, Sragen, Karanganyar, dan Semarang.
Terkait keberadaan 'Warung Guguk' Pemerintah Kota Solo tidak pernah mempermasalahkanya. Wali Kota Solo F.X Hadi Rudyatmo mengaku tidak bisa melarang. Karena tidak ada peraturan yang dijadilakan untuk melarang.
"Jenis kuliner itu kan sudah ada sejak zaman dulu. Kalau ada tulisan yang dijual daging anjing, mereka yang mengharamkan daging itu kan tidak membeli," tukas Rudyatmo.
Salah satu penjualan warung guguk, Sukardi (61) mengakui jika bisnis kuliner daging anjing cukup menggiurkan. Dia merintis usahanya tersebut sejak 1979 dan saat ini sudah berhasil membuka 4 cabang.
"Sehari rata-rata satu warung saya nyembelih 8-12 ekor anjing. Besarnya ya kira-kira 10-20 kilogram per ekor. Kalau total semua warung saya sehari ya 30 sampai 60 ekor anjing," terangnya.
Setiap warung, biaya untuk pembelian anjing yang dikeluarkan Sukardi mencapai sekitar Rp 2 juta. Setelah menjadi olahan, dia bisa meraup keuntungan bersih Rp 2-3 juta per warung per hari. Bahkan pada akhir pekan atau liburan, penghasilan Sukardi bisa melonjak hingga 50 persen.
Sukardi mengaku membeli anjing dari pengepul dengan harga Rp 150 ribu-Rp 200 ribu per ekor. Sesudah menjadi olahan daging anjing dijual dengan harga Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per porsi. Untuk seekor anjing dengan bobot 10 kilogram bisa diolah menjadi 100 porsi.
Sementara itu seorang pengepul, Daliman (60) mengaku mendapatkan kiriman anjing dari wilayah Pangandaran, Indramayu, dan Pacitan dengan harga sekitar Rp 80 ribu per ekor. Anjing itu kemudian dijual kembali ke Solo dan sekitarnya. Daliman mengaku tidak mengambil anjing dari Bali untuk menghindari penyakit rabies.
"Kalau biar aman kita harus pilih-pilih anjing yang berkualitas. Saya nggak ambil anjing dari Bali, takut kena rabies. Biasanya anjing datang sepekan dua kali, jumlahnya 500 ekor sekali datang dengan usia rata-rata 8 bulan sampai 1 tahun," ucapnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
4 Fakta Terbaru Kasus Penyelundupan Ratusan Anjing di Solo, Satu Ekor Dihargai Rp350 Ribu
Anjing-anjing yang diselundupkan sudah diamankan dan dirawat dengan baik
Baca SelengkapnyaApa yang Terjadi Jika Kita Makan Salju dan Amankah Dikonsumsi?
Bagi sebagian orang, salju bisa terasa seperti hidangan musim dingin yang nikmat. Yuk, simak apakah salju aman untuk dikonsumsi!
Baca SelengkapnyaJenis Kerang Aman Dikonsumsi, Ketahui Kandungan Nutrisinya
Jenis kerang yang aman dikonsumsi ini meliputi kerang hijau, kerang bambu, kerang simping, kerang tiram, kerang kepah, hingga kerang kijing.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bisa Berdampkan Bahaya, Ini 6 Orang yang Tidak Boleh Mengonsumsi Durian
Durian merupakan buah yang banyak disukai di Indonesia. Namun, sejumlah orang dengan kondisi medis tertentu ternyata tidak boleh mengonsumsi durian.
Baca SelengkapnyaTerbitkan SE, Gibran Imbau Warga Solo Tak Konsumsi Daging Anjing
Gibran mengaku tengah menyiapkan solusi bagi pedagang daging anjing.
Baca Selengkapnya15 Buah yang Paling Menyehatkan saat Dikonsumsi, Perhatikan Porsi Tiap Harinya
Semua jenis buah-buahan adalah makanan bergizi yang baik untuk kesehatan tubuh. Yuk, simak 15 buah yang paling menyehatkan saat dikonsumsi!
Baca Selengkapnya7 Manfaat Makan Telur Setiap Hari, Perhatikan Cara Memasaknya
Telur memiliki gizi yang hampir lengkap, seperti protein, lemak, vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan. Telur juga dianggap baik dikonsumsi setiap hari.
Baca Selengkapnya10 Makanan Penambah Energi, Cocok Dikonsumsi Saat Sahur di Bulan Puasa
Memaksimalkan energi dalam tubuh membutuhkan pola makan yang holistik. Yuk, simak jenis-jenis makanan yang bisa memaksimalkan energi tubuh ini!
Baca SelengkapnyaMencicipi Wedang Dongo Khas Solo, Dulunya Minuman Khusus Keluarga Kerajaan
Wedang Dongo adalah minuman tradisional yang mudah dijumpai di Kota Solo
Baca Selengkapnya