Di Hollywood, polisi jadi manusia biasa
Merdeka.com - Amerika Serikat sejak permulaan abad 20 telah membangun kerajaan industri kreatif bernama Hollywood. Dari sana, pabrik imajinasi massal bernama film tercipta sampai jutaan judul.
Dengan sejarah industri panjang, wajar bila hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat di Negeri Paman Sam itu terekam oleh para penulis skenario dan sutradara sejak bertahun-tahun lalu. Tidak terkecuali kisah mengenai lika-liku hidup polisi, lengkap dengan pembenaran kekerasannya atas nama hukum.
Sudah tak terhitung lagi film dengan macam-macam sudut pandang memotret figur sang petugas keamanan sipil itu. Bahkan cerita polisi memiliki sub-genre sendiri seperti 'buddie cop movies', biasanya tentang pasangan polisi yang sebelumnya tidak mengenal dan harus bekerjasama.
Ada juga sub-genre 'good cop bad cop', yang biasanya lebih fokus pada karakter polisi utama. Sosok polisi yang menonjol di sinema Amerika misalnya sang petugas jujur dalam 'Serpico' yang dibintangi Al Pacino, atau 'Dirty Harry', kisah tentang polisi berangasan yang tidak segan menghajar penjahat dan main hakim sendiri yang meroketkan nama Clint Eastwood.
Menurut pengamat film dan budaya pop Hikmat Darmawan, secara umum, sinema Hollywood mulanya tidak jauh beda dari kebudayaan lain dalam menghadirkan sosok polisi. Pada periode 1930 sampai 1970-an, cerita tentang polisi masih mengedepankan moralitas baik-buruk. Polisi otomatis relatif dipandang sosok 'baik'.
"Hollywood zaman dulu heroik, 'Dirty Harry' mewakili moralitas yang jelas. Dia beringas kan karena harus menghadapi tingkat kejahatan sedemikian rupa sehingga hanya bisa dilawan dengan kekerasan. Itu sebetulnya konservatisisme yang membenarkan kekerasan, cuma gayanya aja rock n roll," kata Hikmat saat ditemui merdeka.com di Kawasan Tebet, Kamis (19/10).
Gambaran polisi di kalangan pekerja industri film Amerika agak berubah memasuki akhir periode 70. Salah satu pemicunya adalah masyarakat semakin tertarik dengan film mengenai penjahat. Buktinya kisah jaringan keluarga mafia 'The Godfather' (1977), tak cuma laris, bahkan diganjar penghargaan Oscar sebagai film terbaik.
Situasi Amerika di bawah Presiden Ronald Reagen pada 1980-an yang mengalami masalah sosial jual beli narkoba di kota-kota besar membuat banyak rakyat muak dengan polisi. Korps sipil bersenjata itu dianggap membiarkan penjahat merajalela.
"Mulai banyak yang sudut pandangnya penjahat. Di situ polisi menjadi rumit. Orang lebih tertarik pada kompleksitas antar unsur dalam masyarakat. Karena polisi bertanggung jawab menjaga moralitas, karakter polisi menjadi sangat menarik," paparnya.
Pada dekade 90-an, orang Amerika tidak lagi mengkultuskan polisi sebagai penjaga keteraturan masyarakat tanpa cela. Salah satu tonggak menarik bagi Hikmat adalah film 'Copland' (1997). Di dalamnya aktor laga Sylvester Stallone untuk kali pertama tampil tidak sebagai orang perkasa.
"Dia tidak jago berantem dan harus menghadapi polisi satu kota yang korup. Itu tonggak yang menggambarkan polisi versi Hollywood secara lebih bernuansa," ujar mantan Ketua Dewan Juri Festival Film Indonesia itu.
Namun, pemujaan terhadap penjahat sebagai sosok yang tidak kalah ideal dari polisi mulai dikritik seniman konservatif selepas aksi teror penabrakan pesawat ke Gedung WTC pada 11 September 2001. Mulai muncul film seperti '24 Hours' yang memakai moralitas lama, bahwa polisi pasti baik dan teroris, yang biasanya digambarkan muslim, sudah jelas jahat.
Dari pengamatan Hikmat, tren saat ini, ada dua golongan di Hollywood yang berusaha menyoroti polisi sebagai pahlawan maupun manusia biasa dengan integritas yang kadang bisa goyah.
"Pasca 9-11, yang konservatif dan kompleks atau abu-abu hidup sama makmurnya. Tapi tetap ada film polisi yang sama sekali tidak bisa dipegang mana benar mana salah secara ajeg. (Di Hollywood) polisi juga manusia," ungkapnya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih ingat dengan pemeran Si Cemong yang curi perhatian. Kini sosoknya bak artis Hollywood.
Baca SelengkapnyaTinggi badan tidak menghalangi beberapa aktor ini untuk meraih banyak kesuksesan dan keberuntungan selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaPenyidik masih menunggu jaksa peneliti memeriksa kelengkapan berkas perkara apakah lengkap secara materiil dan formil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sosok pria yang dikenal sebagai penipu ulung sampai pernah menyamar jadi pilot gadungan.
Baca SelengkapnyaSelama bulan suci Ramadan, semua umat Muslim diharuskan berpuasa, tanpa memandang jenis pekerjaan yang mereka jalani.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial sosok polisi yang duji kesetiannya dengan pacar oleh atasannya.
Baca SelengkapnyaLima fakta Masjid Istiqlal yang tidak banyak orang tahu
Baca SelengkapnyaBau badan adalah salah satu mimpi terburuk bagi siapa pun yang mengalaminya, termasuk para artis Hollywood.
Baca SelengkapnyaLokasi Hollywood berada di sebuah distrik di Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTentu saja, nama Leonardo DiCaprio sudah sangat dikenal di kalangan para penggemar film Hollywood
Baca Selengkapnya