Dewan Pers Bentuk Tim Penyelamat Industri Media
Merdeka.com - Dewan Pers membentuk tim khusus penyelamatan nasib industri media di Indonesia (taskforce media sustainability) yang kerap digerus oleh para pemain digital. Menurut Ketua Dewan Pers M Nuh, tugas pokok tim ini adalah memikirkan bagaimana industri media bisa terus berjaya di tengah para pemain digital tersebut. Khususnya ancaman aggregator yang tidak memberikan share profit kepada publisher.
"Semuanya pada tahu kalau sekarang dunia media mengalami perubahan, itu dapat dilihat dari data pembaca dan pemirsanya, mau tak mau harus ada transformasi bisnis modern, supaya media bisa sustain (terus hidup) maka Dewan Pers membentuk ini taskforce," kata M Nuh di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Selasa (21/1).
Lewat tim ini, lanjut Nuh, Dewan Pers akan mengidentifikasi apa saja yang menjadi masalah dialami media di tengah ancaman digitalisasi.
Rekomendasi Dewan Pers
Berangkat dari hal tersebut, Dewan Pers akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan DPR tentang bagaimana mereka harus bersikap untuk menjadikan nasib media lebih baik ke depannya.
"Kami bisa memberikan rekomendasi terkait regulasi atau kita mengambil inisiatif di industri media ini, sehingga hubungan antar pemain media ini dapat berjalan baik," Nuh menandasi.
Berikut enam poin awal masalah yang diidentifikasi taskforce media sustainability:
1. Penggunaan konten jurnalistik milik publisher digunakan cuma-cuma oleh aggregator yang tak memberikan sharing profit.
2. Data pengguna internet sebagai hasil kerjasama antara publisher dan aggregator dikuasai sepihak oleh aggregator.
3. Tidak adanya transparansi data pengguna internet darimana, siapa, dan untuk siapa data tersebut digunakan.
4. Tidak adanya sistem algoritma yang dioperasikan platform mesin pencari, aggregator, dan media sosial.
5. Tidak adanya transparansi pajak dibandingkan pihak yang harus dibayarkan dari setiap pendapatan perusahaan media konvensional.
6. Ketidakbertanggungjawaban perusahaan platform media sosial atas konten negatif merusak yan mereka sebarkan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media
Kaesang berharap pers Indonesia semakin independen dalam mengedukasi masyarakat dengan beragam pemberitaan.
Baca SelengkapnyaSegini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang
Rencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menkominfo: 92 Persen Kebisingan di Ruang Digital Ulah Buzzer
Bahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca SelengkapnyaRelawan Yakin Gibran Punya Visi Digital yang Tak Dimiliki Cawapres Lain
Segmen 1 yakni penyampaian visi-misi dan program kerja. Lalu, segmen 2, 3, 4 dan 5 yakni pendalaman visi-misi, dan program kerja.
Baca SelengkapnyaAkademisi Nilai Menjatuhkan Calon Lain Malah Jadi Budaya Dibanding Tonjolkan yang Didukung
Hal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR: Etika Ber-internet Pondasi Utama dalam Berinteraksi di Dunia Maya
Banyak perilaku kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga etika di ruang digital.
Baca SelengkapnyaJelang Debat Capres Tema Pertahanan dan Keamanan, Anies Kerap Diskusi dengan Purnawirawan TNI
Anies akan menyelaraskan tema debat sesuai dengan pengalaman yang ia peroleh selama menjabat gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPertolongan Pertama Jika Disengat Ulat Kucing yang Disebut Sangat Beracun dan Mematikan
Media sosial tengah dihebohkan dengan kabar ulat kucing. Ulat bulu ini disebut-sebut sangat beracun dan mematikan.
Baca Selengkapnya