Merdeka.com - Devi Triasari, lulusan terbaik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dari Fakultas Hukum yang akan diwisuda pada pertengahan Juni nanti terobsesi ingin mengangkat derajat kedua orang tuanya dan keluarga. Hal ini karena, di desa gadis kelahiran Ngawi, 19 Desember ini, yakni Desa Guyung, Kecamatan Gerih kedua orangtuanya sering menjadi bahan ejekan dan menjadi sasaran sedekah.

"Orangtua saya itu buruh tani dan pembantu rumah tangga, jadi sering dijadikan bahan ejekan. Mereka sering mendapat sedekah dari tetangga, karena hidup kami memang miskin. Maka dari itu saya ingin mengangkat derajat mereka di mata masyarakat. Makanya saya ingin sekolah yang tinggi," ujar Devi, saat ditemui merdeka.com, Senin (1/6).

Anak ketiga dari 3 bersaudara berhasil meraih gelar Sarjana Hukum tanpa mengandalkan biaya dari orangtua. Biaya kuliah ia peroleh dari beasiswa Bidik Misi. Sedangkan untuk kebutuhan hidup serta membayar uang kos, dia terpaksa mencari uang dari berjualan pulsa hingga mengajar les privat.

"Saya menerima beasiswa Rp 600 ribu per bulan. Cukup membantu untuk biaya hidup dan kuliah. Tapi terkadang beasiswa itu baru dapat dicairkan tiga bulan sekali. Terkadang harus utang ke teman, menunggu beasiswa cair. Saya juga harus mikir untuk kirim uang ke orangtua. Kasihan mereka, biar buat tambah biaya hidup," katanya.

Untuk mewujudkan obsesinya, Devi mengaku telah mendapat sejumlah tawaran beasiswa untuk kuliah S2 di luar negeri. Namun, dia harus memilih beasiswa yang memberikan tawaran biaya kuliah sekaligus biaya hidupnya. "Saya kan harus mempertimbangkan kondisi ekonomi juga," ucapnya.

Ayah Devi bernama Suwito merupakan buruh tani yang hanya lulusan Sekolah Dasar. Sedang ibunya tidak lulus Sekolah Dasar dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Kedua saudara Devi juga harus puas dengan memiliki ijazah setingkat dengan ayahnya.

Sementara itu Dekan Fakultas Hukum UNS, Supanto membenarkan sejumlah tawaran beasiswa sudah mengalir untuk mahasiswinya yang berprestasi itu. Beberapa tawaran dikirim melalui pihak kampus. "Tawaran memang banyak sekali, kami menyerahkan kepada Devi untuk memilihnya," jelasnya.

Devi yang menulis judul skripsi 'Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Perusahaan Otobus (PO) Selamat Group Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 tahun 2009 Tentang Perlindungan Konsumen' tersebut memperoleh nilai nyaris sempurna dengan IPK 3,99 dalam skala 4.

Menurut Devi, hampir semua mata kuliah yang diambilnya memperoleh nilai A atau sempurna. Hanya satu mata kuliah yang mendapat nilai B. Dia berhasil lulus sarjana dengan masa kuliah tiga tahun enam bulan. Devi lulus lebih cepat dibanding teman-teman seangkatannya.