Merdeka.com - Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana menjelaskan kasus gratifikasi yang terjadi di lingkungan kementeriannya, salah satunya dalam perekrutan notaris. Seorang notaris melaporkan kepada Denny bahwa dirinya tersebut diperas ratusan juta oleh anak buahnya.

"Satu itu (pelapor) diperas Rp 120 juta, Rp 95 juta dipegang oleh tersangka LH ditemukan di apartemen Kalibata, dan sisanya Rp 25 juta dibagi 2 orang. Uang itu sudah dikembalikan," ungkap Denny di Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (29/9).

Dia menampik bahwa dirinya terlibat dalam kasus gratifikasi yang kini ditangani Kejaksaan Agung. Lagi-lagi dia menegaskan justru dirinya bersama anak buahnya Zamrony mengungkap kasus tersebut.

"Kami yang mengungkap dan membongkar kasus ini, kasus ini diperiksa mereka mengaku ada barbuk kita amankan. Itu barbuk dititipkan ke inspektorat jendral," sambung dia.

Agar kasus pemerasan disertai gratifikasi tidak terulang, Denny telah memberlakukan rekrutmen notaris dengan online, dan memberlakukan status non-job kepada dua tersangka, yakni Kepala Sub Direktorat Badan Hukum Nur Ali dan Direktur Perdata pada Lilin Sri Hariyanto.