Merdeka.com - Ratusan massa dari Gerakan Rakyat Menolak Kenaikan Harga BBM (Geram BBM) Banyumas menggelar aksi jalan kaki menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Aksi tersebut dimulai dari depan kampus Universitas Jenderal Soedirman menuju Pendapa Si Panji Purwokerto, Senin (17/6/2013).

Mereka membawa baner di antaranya bertuliskan "BBM Naik=Matinya Hidup Rakyat", "Cabut UU Nomor 2 Tahun 2009 tentang Migas".

Dibalik beberapa banner yang dipakai massa aksi di antaranya adalah banner iklan konser Coboy Junior yang akan berlangsung di Auditorium Unsoed pada Senin (17/6/2013) sore. Tidak jelas apa alasan mereka memakai banner konser Coboy Junior itu.

Namun demikian, aksi massa yang berasal dari berbagai elemen organisasi mahasiswa, pemuda dan petani itu sepanjang perjalanan menyerukan penolakan kenaikan harga BBM.

Korlap Fredrik Leo Barrus mengatakan aksi ini merupakan bentuk kekecewaan rakyat Banyumas terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat.

"Selama berkuasa, pemerintah (SBY) telah menunjukkan konsistensinya sebagai pemerintah boneka dalam melayani dan menyelamatkan perekonomian negara imperialis," katanya.

Aktivis Paguyuban Petani Banyumas (PPB), Slamet Suparmo mengatakan kenaikan harga BBM sebenarnya sangat merugikan masyarakat. "Bahkan keberadaan BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) pun sebenarnya sangat memberatkan karena solusi itu tidak membantu masyarakat miskin," katanya.

Massa meminta bertemu dengan Bupati dan Wakil Bupati Banyumas untuk menandatangani surat pernyataan kenaikan harga BBM. Namun rencana itu tidak terlaksana.

Akhirnya, massa ditemui dua anggota DPRD Banyumas, Estiningrum dari Fraksi PDIP dan Bambang Hartono dari Fraksi Demokrat di ruang rapat paripurna. "Saat ini Bupati sedang ada di Jakarta dan Wakil Bupati sedang ada kunjungan," ujarnya.