Merdeka.com - Massa pendukung Jimy Rimba Rogi-Bobby Daud kembali melakukan aksi unjuk rasa di Kantor KPU Manado, untuk ketiga kalinya. Aksi ini selain memacetkan lalu lintas, juga memberikan kerugian hingga ratusan juta rupiah bagi Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) seberang kantor KPU.

Penutupan ini instruksi pihak kepolisian untuk mengantisipasi pelbagai hal tidak diinginkan. Supervisor SPBU Tikala, Roy Maluegha, mengatakan bahwa dengan adanya demo, SPBU itu mengalami kerugian kurang yang sangat besar.

"Di hari-hari normal, pendapatan bisa sampai 100 juta rupiah, namun dengan adanya demo kami harus tutup sebagai mana perintah dari aparat kepolisian," ujar Rio kepada merdeka.com, Kamis (19/11).

Menurutnya, penutupan SPBU ini ketiga kalinya. Sebab, setiap demo digelar membuat pihaknya harus menutup SPBU yang beroperasi hingga larut malam tersebut.

Kondisi itu, kata Rio, juga telah dilaporkan kepada PT Pertamina. "Sudah tiga kali demo di KPU ini, dan itu membuat SPBU kami terpaksa harus tutup, bayangkan saja berapa kerugian yang kami alami," ujarnya.

Demo ini juga membuat Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Wilmar Marpaung terpaksa membantu anak buahnya turun ke jalan, mengatur arus lalu lintas. Kapolda memperingatkan massa untuk memarkirkan kendaraan dengan teratur. "Tolong kendaraannya dipindahkan jangan parkir sembarangan agar tak bikin macet," instruksi Marpaung kepada massa demo.

Kemacetan panjang dan lama ini tentu saja membuat gerah pengguna jalan yang lain. "Boleh-boleh saja unjuk rasa tapi jangan sampai menghalangi jalan begini, kasihan kami mau pulang ke Ratahan (Minahasa Tenggara) jadi terhambat," ujar salah seorang pengguna jalan terjebak macet.

Aksi unjuk rasa ini terkait dengan keputusan KPU yang menganulir pasangan Jimmy Rimba Rogi-Bobby Daud untuk mengikuti Pilwako Kota Manado 2015 sebagaimana rekomendasi Bawaslu Sulut bahwa pasangan tersebut tidak memenuhi syarat.