Demo Kedubes AS, HTI kecam film hina Nabi Muhammad
Merdeka.com - Sekitar 200 anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mendatangi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jl Medan Merdeka Selatan. Mereka mendesak pemerintah AS bertanggung jawab atas film 'Innoncence of Muslims' yang berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
"Kami melakukan protes terhadap film Innoncence of Muslims karena sangat tidak pantas dan menjelekkan Nabi Muhammad," kata Juru Bicara HTI Ismail Yusanto di depan Kedubes AS, Jumat (14/9).
Ismail menegaskan, pembuat film itu harus dihukum mati. "Apalagi sutradara mengakui kalau film itu sengaja dibuat. Selain itu pemerintah harus memblok film itu agar tidak terjadi hal yang diinginkan," tegasnya.
Dalam aksinya, massa HTI menggelar orasi dari sebuah mobil. Pendemo membawa spanduk bertuliskan 'Amerika Serikat bertanggung jawab atas maraknya Islamophobia di Barat'.
Akibat aksi ini, Jl Medan Merdeka Selatan macet. Sementara pengamanan terlihat cukup ketat. Sebanyak 350 polisi dari Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya mengamankan jalannya demonstrasi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaDebat ini pada intinya dapat memaparkan visi dan misi perubahan yang digagasnya.
Baca SelengkapnyaBambang Widjojanto, selaku tim hukum Timnas AMIN, mencecar balik saksi dari KPU terkait Sirekap
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Desta menceritakan soal kehidupannya yang kini menyandang status duda. Simak ceritanya berikut ini.
Baca SelengkapnyaVideo prajurit TNI lakukan kamuflase militer malah bikin komandan ketawa.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersebut telah melalui proses pemantauan hilal, yang sudah melebihi ketinggian 3 derajat
Baca SelengkapnyaTerdapat banyak kebaikan dan keindahan dibalik arti assalamualaikum.
Baca SelengkapnyaVideo sejumlah prajurit TNI ikut antar rekannya bawa seserahan untuk lamar kekasih
Baca SelengkapnyaKata Cak Imin, kader HMI diminta jangan menyesal tidak ikut gerbong perubahan.
Baca Selengkapnya