Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Daur Ulang Alat Rapid Test Antigen, Eks Manajer PT Kimia Farma Dihukum 10 Tahun Bui

Daur Ulang Alat Rapid Test Antigen, Eks Manajer PT Kimia Farma Dihukum 10 Tahun Bui Libur Nataru, Penumpang Bus AKAP Wajib Tes Antigen. ©2021 Merdeka.com/Iqbal Septian Nugroho

Merdeka.com - Pengadilan Negeri Lubuk Pakam di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), menjatuhkan hukuman pidana selama 10 tahun terhadap eks manajer bisnis Sumatra I PT Kimia Farma Diagnostika, Picandi Masco Jaya alias Candi.

Dia dinyatakan terbukti bersalah dalam kasus daur ulang alat rapid test antigen Covid-19. Dalam perkara ini Candi tak sendirian, empat orang terdakwa lainnya yang merupakan karyawan PT Kimia Farma Diagnostika dihukum dengan hukuman bervariasi.

Ketua majelis hakim, Rosihan Juhriah Rangkuti, mengatakan empat terdakwa lainnya itu yakni Sepipa Razi, dan Depi Jaya masing-masing dihukum 2,5 tahun penjara. Sedangkan, dua terdakwa lainnya yakni Marzuki, dan Renaldio masing-masing dihukum 5 tahun penjara. Lima terdakwa itu juga dibebani membayar denda sebesar Rp 1 miliar subsider 1 tahun kurungan.

Para terdakwa dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana secara berlanjut turut serta menyalahgunakan kekuasaan dengan sengaja memproduksi serta mengedarkan sediaan farmasi atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dakwaan primer penuntut umum.

"Para terdakwa dinyatakan bersalah melanggar Pasal 196 Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-2 KUHP juncto Pasal 65 Ayat (1) KUHP," kata majelis hakim, Kamis (27/1).

Atas putusan itu para terdakwa maupun jaksa penuntut umum dari Kejaksaan Negeri Deli Serdang, Farouk Fahrozi, menyatakan pikir-pikir.

Vonis yang diberikan majelis hakim lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum. Sebelumnya, Candi dituntut 20 tahun penjara, dan denda Rp 5 miliar subsider 6 bulan kurungan. Lalu, Renaldo, dan Marzuki, masing-masing dituntut 10 tahun penjara dengan denda masing-masing Rp 1 miliar subsider 6 bulan kurungan.

Sementara, Sepipa Razi, dan Depi Jaya masing-masing dituntut 5 tahun penjara serta denda masing-masing Rp100 juta subsider 3 bulan kurungan.

Dalam dakwaan kasus ini berawal ketika adanya pelaksanaan pengambilan sampel swab antigen pada lokasi layanan kesehatan rapid test antigen PT Kimia Farma Diagnostika Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumut. Terdakwa Candi dengan menyalahgunakan kekuasaan dengan memberi kesempatan, dan sengaja menganjurkan para karyawan yang ditugaskannya untuk melakukan perbuatan memproduksi atau mengedarkan sediaan alat kesehatan yang tidak memenuhi standar persyaratan keamanan.

Terdakwa Candi memerintahkan kepada empat pegawai lainnya untuk menggunakan peralatan swab antigen bekas pakai di Bandara Kualanamu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

(mdk/ded)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anggaran Kesehatan di 2023 Capai Rp183,2 Triliun, Tak Ada Lagi Dana untuk Covid-19

Anggaran Kesehatan di 2023 Capai Rp183,2 Triliun, Tak Ada Lagi Dana untuk Covid-19

Berikut rincian penyaluran anggaran kesehatan di 2023.

Baca Selengkapnya
Risiko Penyakit menurut Golongan Darah, Mana yang Lebih Rentan?

Risiko Penyakit menurut Golongan Darah, Mana yang Lebih Rentan?

Setiap golongan darah memiliki risiko penyakit yang berbeda karena adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak, Ini Daftarnya

Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak, Ini Daftarnya

Total jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Gandeng Perusahaan Global, Biofarmasi Indonesia Ingin Produksi Obat Imunoterapi Kanker yang Murah

Gandeng Perusahaan Global, Biofarmasi Indonesia Ingin Produksi Obat Imunoterapi Kanker yang Murah

Produk terapi target yang dikembangkan, terdapat obat yang digunakan spesifik khusus menargetkan ke sel-sel kanker agar tidak dapat tumbuh.

Baca Selengkapnya
Selain Memperbanyak ASI, Ini 11 Khasiat Daun Katuk untuk Kesehatan

Selain Memperbanyak ASI, Ini 11 Khasiat Daun Katuk untuk Kesehatan

Daun katuk, dengan bentuknya yang lonjong dan corak keperakan di bagian tengah, biasanya diolah menjadi sayur bening bersama jagung manis dan wortel.

Baca Selengkapnya
Biar Tak Bosan Memakannya, Intip Kreasi Buah Alpukat yang Lezat dan Menyehatkan

Biar Tak Bosan Memakannya, Intip Kreasi Buah Alpukat yang Lezat dan Menyehatkan

Alpukat mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin, karbohidrat, protein, lemak, mineral, serta serat.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Gempa Susulan, Ratusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat

Antisipasi Gempa Susulan, Ratusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat

Ratusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat

Baca Selengkapnya