Datangi JK, Dubes Palestina minta dukungan kemerdekaan dari RI

Merdeka.com - Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi mendatangi Kantor Wakil Presiden, Jusuf Kalla di Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (20/11).

Kedatangannya merupakan bagian dari upaya Palestina mencari dukungan untuk mencapai kemerdekaan dan terbebas dari agresi serta pencaplokan wilayah oleh Israel.

"Yang kami bahas dalam pertemuan dengan JK ada beberapa hal ya tentu hubungan bilateral dua negara. Tetapi ada beberapa poin utama yang dibahas di antaranya bagaimana Indonesia bisa mendukung perjuangan Palestina di tengah konflik kami ini," kata Fariz, Kamis (20/11).

Fariz mengatakan, Jokowi telah berjanji mendukung perjuangan Palestina merdeka sebelum terpilih menjadi presiden. Menurutnya, Indonesia dapat memberikan dukungannya melalui PBB.

Fariz melihat, Indonesia selalu membantu dan memberikan dukungannya kepada Palestina untuk mencapai perdamaian, juga sering menggelar pertemuan membahas berbagai dukungan di sektor lain terkait Palestina, seperti perekonomian, pendidikan dan pariwisata.

Hubungan diplomatik antara Palestina dengan Indonesia juga sudah terjalin meski belum ada kantor perwakilan Indonesia di Palestina. Masalah pembukaan kantor perwakilan di Palestina dinilai hanya soal kepraktisan.

Konflik antara Palestina dengan Israel, menurut Fariz, merupakan masalah politik, bukan agama. Namun, siasat Israel yang telah menargetkan tempat suci dalam beberapa terakhir ini menyebabkan masalah konflik bergeser menjadi isu agama.

"Mereka menargetkan tempat-tempat suci. Mereka ingin mengubah isu dari yang benar-benar isu politik menjadi isu agama. Jadi ini benar-benar mengubah isu," jelas Fariz.

Fariz pun menegaskan Palestina akan tetap bertahan dan berjuang baik secara diplomatik dan politik memperjuangkan kepentingan Palestina dan warganya.

Tindakan Israel mencaplok tanah di Palestina sudah berkali-kali dilakukan meski kecaman atas aksi tersebut terus dilakukan. "Ini bukan pertama kali terjadi dan bukan hanya terjadi saat ini. Mereka membongkar bangunan, membangun rumah. Ini sungguh tidak bisa diterima, berdasarkan hukum internasional," kata Fariz.

Sebelumnya, Israel dilaporkan kembali merebut lahan Palestina di Tepi Barat serta membangun 78 permukiman baru. Tindakan Israel ini semakin memperpanas situasi setelah adanya ketegangan akibat serangan sinagoge beberapa hari lalu.