Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Datang ke Malang untuk Magang Jadi Pemulung Sampah

Datang ke Malang untuk Magang Jadi Pemulung Sampah Pelajar SMA asal Yogya Magang di Bripka (Purn) Seladi Jadi pemulung sampah. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Tangan Nicolas Jasen (16) meraih salah satu karung dari tumpukan yang menggunung. Tali pengikatnya berusaha dibuka, sementara rekan-rekannya menunggu sambil mengobrol ringan tentang tidurnya yang tidak nyenyak semalam.

Karung itu berisi aneka sampah, dengan dominasi botol dan gelas bekas air mineral. Namun juga ditemukan sendok plastik dan kotak kardus nasi berikut sisa makanan dengan bau yang menyengat.

Saat itu, Jasen dan teman-temannya mendapat tugas memilah dan mengenali sampah di depannya. Jenis gelas dikumpulkan di tempat tersendiri begitupun untuk botol, sambil sisa air di dalamnya dikeluarkan. Sendok plastik dan kardus nasi kotak pun ditempatkan di karung tersendiri.

"Ini kegiatan sekolah kayak magang gitu. Biar dapat pengalaman hidup. Bagaimana hidup menjadi orang susah, biar tahu hidupnya orang susah," kata Jasen.

Jika selama ini tugas magang selalu dilakukan di perusahaan besar, kantor pemerintahan bahkan di perusahaan bonafit di luar negeri, tetapi mereka justru ditempatkan di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang kumuh dan becek karena musim hujan.

Di tempat itu, lalat dengan jumlah tidak terhitung, bahkan ukurannya lebih besar, beterbangan mengerubungi sampah yang dihadapi Jasen dan kawan-kawan. Saat berjalan melalui sampah itu, lalat berterbangan dari tempatnya.

Ketika tangan dan kaki dikibaskan sejenak, lalat dengan ukuran lebih besar itu beterbangan, tetapi selalu saja lalat itu kembali ke tempatnya semula. Suara dengungnya pun tidak juga berhenti mengganggu bagi yang tidak biasa.

Sementara di sisi yang lain, terlihat Chistopher Adhif Primova (16) juga bersama teman-temannya melakukan kegiatan serupa. Remaja asal Serang, Banten itu mengais botol dan gelas mineral bercampur tumpukan sampah di depannya.

Tangannya cekatan memasukkan botol-botol plastik yang ditemukan ke dalam sebuah karung. Lalat yang hinggap di tubuhnya pun sesaat diabaikan, walaupun sesekali diusir dengan kibasan tangan saat membuatnya risih.

"Belajar melihat pekerjaan dari prespektif berbeda. Kan orang-orang melihatnya sampah enggak ada duitnya, tapi dari sini saya belajar ternyata bisa dapat uang untuk kehidupan kita," jelas Adhif.

Jasen dan Adhif adalah siswa sekolah SMA swasta favorit di Yogyakarta. Tentu dari sisi penampilan fisik, mereka memiliki kulit dan tubuh bersih dan terawat, termasuk dari pakaian yang dikenakan.

Keduanya bersama 28 siswa yang lain sedang 'belajar hidup' di tempat pengelolaan sampah Lowokdoro, Kota Malang dengan didampingi Bripka (Pur) Seladi. Total 30 anak tersebut hidup dan tinggal selama lima hari di area tempat sampah dengan makan dan minum ala kadarnya.

Seladi membaginya dalam tiga kelompok dengan tugas di tempat yang berbeda di sekitar TPS Lowokdoro, Kota Malang. Mereka mengikuti aktivitas Seladi sepanjang hari dari pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB, walaupun Seladi sendiri sudah berkeliling sejak pukul 03.00 WIB.

Bripka (Pur) Seladi adalah sosok yang pernah populer sebagai polisi sederhana dan menjunjung kejujuran. Namanya pada tahun 2017 sempat viral, karena kegigihannya yang selalu menolak suap dan memilih hidup apa adanya.

Seladi tidak malu menjadi seorang pengumpul sampah sebagai sumber pendapatan, dibandingkan menerima suap. Atas dedikasinya itu, Seladi banyak menerima penghargaan, di antaranya dari Kapolri yang saat itu dijabat Jenderal Tito Karnavian.

Sejak tiga tahun lalu Seladi sudah pensiun, tetapi aktivitasnya sebagai pengais sampah tetap ditekuni. Sesekali, Seladi masih diundang menjadi narasumber guna memberi motivasi sekaligus sharing pengelolaan sampah.

"Katanya pihak sekolah itu menemukan nama saya dari berita di internet, kemudian datang dua guru, sebelum kemudian menitipkan anak-anakanya ke sini," kisah Seladi.

Bagi Seladi pantang menolak tamu, apalagi untuk menuntut ilmu, asal mau menerima seadanya. Anak-anak itu ditempatkan dalam satu ruangan ala kadar yang digunakan untuk tidur. Alasnya disediakan tikar dan sebagian menggunakan kardus.

Penutupnya pun papan dan atapnya dari seng yang dikumpulkan dari buangan masyarakat. Tempat itu sudah dibuat beberapa tahun dan berada kompleks area tempat sampah. Butuh sedikit permak agar kuat untuk tempat tidur bersama-sama.

"Sehari-hari yang saya lakukan, saya berikan. Tentang kesabaran berusaha, kejujuran, yang menguji mental. Karena sampah-sampah itu baunya luar biasa, apalagi tidak biasa. Mereka akhirnya juga tahu bahwa sampah itu bisa diuangkan, tidak dibuang begitu saja," jelas Seladi.

Seladi dengan kerendahan hatinya selalu bercerita tentang nilai kebaikan dalam hidup, selain menyampaikan pengetahuan teknis pemanfatan sampah. Kata-katanya sederhana, mudah dicerna, tetapi memang wujud dari kehidupannya sehari-hari.

Kisah hidup Seladi bisa menjadi ladang belajar tentang kehidupan. Kosistensinya, seperti sebuah mutiara yang berarti meski di antara tumpukan sampah. Tergantung masing-masing bisa menyerap ilmunya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah

Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.

Baca Selengkapnya
Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit
Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit

Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit

Baca Selengkapnya
Burung Ini Bisa Terbang
Burung Ini Bisa Terbang "Tanpa" Mengepakkan Sayapnya

Rekor didapatkan oleh burung ini. Ia hanya "sesekali" mengepakan sayapnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menikmati Masa Pensiun Kegiatan Jenderal Dudung Lihat Burung dan Olahraga 'Usai Salat Subuh Tidur Lagi'
Menikmati Masa Pensiun Kegiatan Jenderal Dudung Lihat Burung dan Olahraga 'Usai Salat Subuh Tidur Lagi'

Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman memasuki masa pensiun dan menikmati hari-harinya dengan bertani dan beternak.

Baca Selengkapnya
Tragis! 2 Balita di Simalungun Tewas Terbakar di Rumahnya, saat Orang Tua Pergi ke Warung
Tragis! 2 Balita di Simalungun Tewas Terbakar di Rumahnya, saat Orang Tua Pergi ke Warung

Ketika kebakaran kedua balita malang tersebut sedang tertidur dengan kondisi rumah dikunci dari luar

Baca Selengkapnya
Terima Dukungan dari Nelayan, Prabowo Cerita Pernah Berenang ke Nusakambangan
Terima Dukungan dari Nelayan, Prabowo Cerita Pernah Berenang ke Nusakambangan

Mantan Danjen Kopassus ini lalu cerita bahwa dulu sering mengunjungi Nusakambangan.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen
Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen

Usahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.

Baca Selengkapnya
Penemuan Spesies Baru Ular yang Tiba-Tiba Muncul di Pohon, Ilmuwan Langsung Teliti
Penemuan Spesies Baru Ular yang Tiba-Tiba Muncul di Pohon, Ilmuwan Langsung Teliti

Di selatan Provinsi Yunnan, Tiongkok terdapat sebuah penemuan yang menarik telah menggemparkan para ilmuwan saat ular baru muncul di atas pohon setinggi 2 kaki.

Baca Selengkapnya
Ditakuti 'Ular', Maling Ini Histeris Sampai Tersungkur Langsung Dikepung Warga
Ditakuti 'Ular', Maling Ini Histeris Sampai Tersungkur Langsung Dikepung Warga

Alih-alih dengan kekerasan, cara penangkapan yang dilakukan sungguh tak biasa. Warga menakut-nakuti maling tersebut dengan seekor ular.

Baca Selengkapnya