Dari Surabaya berebut gunungan di Solo, Cahyo cuma dapat wortel
Merdeka.com - Ribuan masyarakat Solo dan sekitarnya, berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Agung Keraton Surakarta Hadiningrat. Acara tersebut digelar pihak Keraton Surakarta, menandai puncak peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, atau dalam tradisi keraton Jawa di sebut Sekaten.
Pantauan merdeka.com, sejak pukul 08.00 WIB, puluhan ribu warga sudah berdesak-desakan di depan Kraton, alun-alun utara hingga di depan Masjid Agung. Tak hanya warga Solo, mereka juga datang dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Malang, Lampung, Purwodadi, dan Gunung Kidul.
Ada dua macam gunungan yang disiapkan, yaitu gunungan jaler (laki-laki) dan estri (perempuan). Gunungan jaler terdiri dari sayur hasil bumi, seperti kacang panjang, terong, wortel, cabai, sawo dan tomat.
Sedangkan gunungan estri, berupa rengginang. Yaitu nasi yang dikeringkan dan aneka masakan lauk pauk.
Seperti perayaan Sekaten sebelumnya, dua pasang gunungan itu ludes diperebutkan ribuan orang yang sudah menanti sejak pagi di Masjid Agung Surakarta. Bahkan ketika gunungan masih didoakan, tidak menghalangi warga untuk merangsek masuk ke teras bagian dalam masjid.
Alhasil, begitu doa selesai dipanjatkan, dua pasang gunungan Sekaten dalam waktu sekejap ludes diperebutkan. Sempat terjadi kericuhan saat berdesakan, puluhan anak kecil sempat terinjak-injak. Namun berkat kesigapan aparat, tak sampai terjadi insiden.
Cahyo Purnomo, Warga Dupak Surabaya, berhasil mendapatkan beberapa batang kacang panjang dan wortel.
"Yah cuma dapat ini mas. Ini saja ngambilnya susah," kata Cahyo saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (24/1).
Cahyo yakin kacang panjang dan wortel yang diperoleh tersebut akan membawa berkah. Cahyo mengaku kedua sayuran tersebut akan dibawa pulang ke Surabaya untuk dimasak.
Sementara warga Malang, Titi mengungkapkan kegembiraannya, karena baru sekali ini melihat Sekaten. Titi tidak ikut berebut, namun mendapatkan sayur berupa terung dari lemparan panitia.
"Belum tahu mau saya apakan. Nanti saya bawa pulang dulu, biar dimasak ibu saya," ujarnya.
Sementara Setiyono, warga Mojosongo yang mendapatkan seunting kacang panjang merasa sangat bahagia. Bahkan ketika warga lain hendak memintanya sedikit saja, Setiyono tidak memberikannya.
"Sayuran atau gunungan Sekaten itu bisa menyembuhkan segala penyakit. Selain itu, bisa membawa berkah," katanya.
Tepisah, Pangageng Parentah Pariwisata dan Museum Kraton Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Satrio Hadinagoro, mengatakan tradisi gunungan ini pada dasarnya adalah pemberian Raja Keraton Kasunanan Surakarta kepada rakyatnya.
"Gunungan ini pada dasarnya wilujengan atau selamatan. Jadi kami memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa," tuturnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu
Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaSyahdunya Jalan-jalan Malam di Jalan Braga Bandung, dari Menilik Indahnya Bangunan Peninggalan Belanda sampai Nikmati Bacang
Berkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.
Baca SelengkapnyaAjak Warga Pilih Caleg Tertentu, Kades dan Sekdes di Ogan Ilir Dilaporkan ke Bawaslu
Kepala Desa dan Sekretaris Desa di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dilaporkan ke Bawaslu karena diduga mengajak warga memilih caleg tertentu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Bertemu Surya Paloh: Saya ingin Jadi Jembatan untuk Semua
Jokowi menegaskan, salah satu isi pertemuan dengan Surya Paloh adalah pembicaraan mengenai politik.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh Berencana Bertemu Megawati Bahas Hak Angket: Mudah-mudahan Tidak Lama Lagi
Wacana hak angket kecurangan Pemilu 2024 ini pertama kali diusulkan Ganjar.
Baca SelengkapnyaSosok Eyang Kudo Sepupu Patih Gajah Mada, Berhasil Tumpas Pemberontak Dapat Hadiah Tanah Bebas Pajak
Makamnya banyak dikunjungi orang yang ingin cari jodoh, kekayaan, hingga jabatan
Baca SelengkapnyaTak Terima Ditegur karena Bawa Pacar ke Rumah, Pemuda di Maros Tega Bunuh Kakak Kandung
Seorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaSehari Setelah Dilantik, AHY Langsung Blusukan ke Manado Temui Warga untuk Berikan Sertifikat Tanah
Momen AHY blusukan ke Manado, satu hari setelah dilantik jadi Menteri ATR/BPN.
Baca SelengkapnyaSurat dalam Botol Berusia 135 Tahun Ditemukan di Bawah Lantai Rumah, Isinya Bikin Haru
Surat dalam Botol Berusia 135 Tahun Ditemukan di Bawah Lantai Rumah, Isinya Bikin Haru
Baca Selengkapnya