Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso membantah jika kunjungannya ke Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin untuk bertemu dengan terpidana Fahd El Fouz. Nama Priyo sempat disebut dalam pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Politikus Golkar itu beralasan kedatangannya dalam kapasitas sebagai wakil ketua DPR bidang hukum. Selain itu, Priyo juga menegaskan jika dirinya bertemu dengan beberapa warga binaan.

"Saya pastikan tidak ada pembicaraan khusus orang per orang, termasuk Fahd," kata Priyo di Gedung DPR, kemarin.

Menurut Priyo, saat melakukan kunjungan dia selalu didampingi sehingga tak mungkin dia berbicara dengan orang tertentu untuk membahas kasus. Dia juga menegaskan tak terlibat dalam korupsi proyek Alquran.

"Kunjungan saya selalu didampingi Kalapas, 3 pejabat lapas dan ceritakan ketika saya tanyakan beberapa hal," katanya.

Berikut 5 curahan hati Priyo:

Mengaku cek genteng bocor dan air mandi

Wakil Ketua  DPR Priyo Budi Santoso membantah jika dirinya sengaja mengunjungi orang per orang di Lapas Sukamiskin Bandung. Menurutnya, kunjungan itu untuk melihat situasi dan kondisi di Lapas."Seperti di Lapas ada yang bocor, air minum dan air mandi sering berwarna," ujar Priyo di Gedung DPR, Senin (3/6).Melihat itu, politikus Golkar itu menyarankan agar kepala lembaga pemasyarakatan segera melapor ke menteri hukum dan HAM. Dengan begitu, Priyo yakin warga binaan dapat hidup lebih baik."Nanti pasti sudah tentu akan diperhatikan, tak hanya di Sukamiskin tapi di mana-mana, agar siapa pun yang jadi warga binaan sehat," katanya.

Dalam rangka Hari Pancasila

Hari Pancasila menjadi salah satu alasan Priyo Budi Santoso mengunjungi Lapas Sukamiskin Bandung. Wakil ketua DPR itu mengaku kedatangannya dilakukan secara spontan. "Kebetulan karena Hari Pancasila, kemudian saya menilai dari kemanusiaan saya berencana hadir ke Sukamiskin, agak mendadak memang," kata Priyo.Menurut Priyo, dirinya sudah dua hari berada di Bandung. Kala itu, dirinya hanya berdua bersama seorang ajudan."Sebenarnya itu adalah saya sudah 2 hari di Bandung, saya ambil kuliah di sana, sebelumnya diminta untuk ambil kuliah umum," tuturnya.

Menengok tokoh Golkar

Sejumlah kader Partai Golkar yang tersangkut kasus korupsi menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin. Atas dasar itu, Priyo Budi Santoso mengaku datang untuk menemuinya."Rencana saya memang menengok, taruhlah tokoh-tokoh Golkar yang memang beberapa saat jadi warga binaan di sana," kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso.Di Lapas yang berada di Bandung itu ada mantan Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin dan mantan Wali Kota Manado Jimmy Rimba Yogi. "Saya ketemu dengan Pak Syamsul Arifin mantan gubernur Sumut yang juga ketua Golkar, kemudian Jimmy Rimba, kemudian ada Fahd benar," katanya.

Bukan kunjungan pertama

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengatakan kunjungannya ke Lapas Sukamiskin bukanlah yang pertama. Menurutnya, ada sejumlah pihak yang sengaja mengkait-kaitkan kedatanganya dengan Fahd El Fouz."Kunjungan saya ke Sukamiskin bukan pertama, 2 tahun lalu saya pernah ke sana. Saya pernah juga ke Cipinang, Salemba, Lapas di Jatim, Sidoarjo dan Maluku Utara," katanya.

Merasa mau ditendang dari Golkar

Pasca kunjungan ke Lapas Sukamiskin, Jawa barat, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso merasa mendapat tekanan dari berbagai pihak. Apalagi Priyo bertemu dengan terpidana korupsi Fahd El Fouz. Dia merasa ada orang Golkar yang ingin menusuknya dari belakang."Menurut saya kalau ingin mengganti posisi saya dimanapun. Ya saya sebentar lagi pemilu tinggal setahun lagi, silakan saja, cara yang baik. Tidak harus cara seperti ini," kata Priyo di Gedung DPR, Senin (3/6).Priyo menegaskan dirinya tidak mendapat perlakuan istimewa dari kalapas atau dari siapapun karena jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR. Dia pun kecewa ada beberapa pihak yang memprovokasi sehingga pemberitaan di media menjadi tidak benar."Jadi singkat kata saya mohon ini diluruskan agar pemberitaan ini apa adanya. Jangan kemudian di sana-sini hari-hari ini saya terus terang mendapatkan tekanan yang cukup kuat dari dalam dan dari luar. Saya agak sedih juga teman-teman di dalam saya ada segelintir pimpinan teras yang seperti sengaja menggerakkan pemberitaan," ujarnya.