Merdeka.com - Berbagai praktik pencucian uang bekas Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi pada Kementerian Perdagangan, Syahrul Raja Sempurnajaya, kembali diungkap dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (20/8). Dua saksi membenarkan istri muda Syahrul, Herlina Triana Diehl, pernah membeli beberapa aset dengan duit diduga hasil korupsi suaminya.

Saksi Fachrulian dari PT Jaya Properti menjelaskan, Herlina pada 31 Juli 2011 pernah membeli tanah seluas 306 meter persegi dan bangunan seluas 343 meter persegi tipe fresco di Perumahan Bintaro Jaya cluster Kebayoran Village kavling blok kS/A-11 seharga Rp 3,17 miliar. Herlina pun sudah membayar lunas pembayaran rumah secara tunai bertahap sebanyak tiga kali. Tetapi menurut dia, karena rumah itu disita oleh KPK, maka pembayaran terakhir dikembalikan kepada lembaga penegak hukum itu.

"Kalau bank belum mau mengembalikan karena Bu Herlina tidak pernah wanprestasi. Selalu lunas. Tetapi uang yang terakhir, Rp 1,7 miliar, kami serahkan ke KPK," kata Fachrulian.

Namun uniknya, Fachrulian mengatakan saat membeli rumah itu, Herliana mengaku sebagai janda. "Saat akan akad, dia membawa semua dokumen dan persyaratan sendiri ke kantor kami. Dia mengakunya janda yang ditinggal mati suaminya. Di KTP-nya juga ditulis pekerjaannya ibu rumah tangga," ujar Fachrulian.

Fachrulian menjelaskan ada catatan pembelian sebuah rumah di kawasan sama atas nama Manuela Clara Diehl, seluas 276 meter persegi. Manuela diketahui merupakan anak hasil pernikahan Syahrul dan Herlina.

Sementara itu, saksi Hani Kusumowardani, dari PT Asuransi Jiwa Manulife mengakui pernah menolak pembukaan aplikasi asuransi Syahrul. "Alasan penolakan itu kesehatan," ujar Hani.

Namun, Hani mengakui pada 23 Januari 2013, Syahrul membeli Asuransi Jiwa Manulife nomor polis 42911662207 tipe Max Link Protection Plus atas nama Nabhila. Premi awalnya adalah Rp 12 juta dan penambahan investasi 188 juta. Dalam berkas dakwaan, Nabhila merupakan anak dari pernikahan Syahrul dengan istri pertamanya, Hermin Natalia.

"Itu asuransi jiwa tapi ada unsur investasinya juga. Pak Syahrul yang melunasi semuanya," kata Hani.