Covid-19 Melonjak Lagi, Ini Saran Ahli untuk Pemerintah
Merdeka.com - Kasus positif baru Covid-19 di Indonesia meningkat signifikan dalam dua pekan terakhir. Peningkatannya juga diikuti fatalitas atau kematian.
Kenaikan kasus ini merupakan kelima kalinya sepanjang Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Kementerian Kesehatan menduga lonjakan teranyar dipicu subvarian Omicron XBB.
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 saat ini mencerminkan sistem kesehatan di Indonesia belum kuat. Padahal, Indonesia sudah memiliki pengalaman panjang menghadapi pandemi Covid-19.
Dicky memberikan saran kepada pemerintah dalam menghadapi kenaikan kasus Covid-19 saat ini. Pertama, pemerintah perlu menggalakkan kembali testing, tracing, dan treatment (3T). Kedua, menghidupkan kembali protokol kesehatan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas). Ketiga, meningkatkan kapasitas vaksinasi booster Covid-19. Dicky mengingatkan, vaksinasi booster tak bisa dianggap sepele. Apalagi, saat ini Indonesia sudah kebobolan subvarian Omicron XBB yang memiliki karakteristik cepat menular.
"Kita harus siap dengan peningkatan kasus, harus diperkuat di 3T, 5M, dan vaksinasi,” kata Dicky saat dihubungi merdeka.com, Jumat (11/11).
Selain tiga hal itu, menurut Dicky, pemerintah perlu memperbaiki sistem rujukan pasien Covid-19. Dia meyakini, tidak sulit bagi pemerintah menangani gelombang baru Covid-19 saat ini, karena sudah pernah menghadapi gelombang Covid-19 sebelumnya.
Penggunaan PeduliLindungi
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra juga mendorong pemerintah meningkatkan kapasitas testing. Menurutnya, saat ini testing Covid-19 di Indonesia sangat rendah. Padahal, pandemi Covid-19 belum berakhir. Bahkan lonjakan Covid-19 mulai terlihat.
"Itu suatu tantangan, kasus aktif kita di atas 40.000, seharusnya testing kita paling tidak minimal di angka 300.000," katanya.
Tak hanya testing, kata Hermawan, pemerintah juga harus mengawasi ketat penggunaan PeduliLindungi. Kampanye penggunaan PeduliLindungi perlu kembali digencarkan.
Setali tiga uang dengan Dicky dan Hermawan, Eks Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah memperkuat 3T. Dia juga mendorong pemerintah lebih serius mengimplementasikan protokol kesehatan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.
"Tentunya perlu ditingkatkan vaksinasi baik dosis kedua maupun booster," ujarnya.
Tjandra menduga kenaikan kasus Covid-19 saat ini tak hanya dipicu subvarian XBB, tapi juga BQ.1. Menurut dia, penanganan varian baru Covid-19 tidak cukup dengan vaksin yang selama ini sudah ada. Diperlukan vaksin bivalen yang bisa menetralisir varian lama dan baru.
"Selain meningkatkan vaksin booster, saya sekali lagi mengusulkan pemerintah menyediakan vaksin bivalen. Jelas lebih baik karena dia dibikin sengaja untuk menangani varian-varian yang lama dan juga yang Omicron. Pasti lebih bagus dari yang sekarang ada," tutupnya.
Puncak Gelombang XBB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak gelombang Omicron XBB di Indonesia terjadi pada Desember 2022 atau paling lambat awal Januari 2023. Pada puncaknya, kasus positif Covid-19 bertambah hingga 20.000 dalam sehari.
Budi mengatakan, prediksi ini merujuk pada puncak gelombang Omicron XBB di Singapura. Saat ini, Singapura tengah menghadapi lonjakan Covid-19 yang dipicu Omicron XBB.
"Kalau mengikuti pola Singapura harusnya dalam satu bulan ke depan ini akan naik mendekati 20.000 per hari," kata Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11).
Dia menjelaskan, XBB memicu kenaikan kasus Covid-19 yang sangat cepat. Namun, tidak menimbulkan dampak besar pada angka rawat inap di rumah sakit dan kematian. Kondisinya berbeda dengan Omicron BA.1 dan BA.2.
"XBB ini varian baru mirip dengan BA.5 tapi di bawah BA.1 dan BA.2," jelasnya.
Data Covid-19 Dua Pekan Terakhir
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengakui kasus Covid-19 meningkat signifikan dalam dua pekan terakhir. Selain kasus positif, kematian juga menanjak.
Kenaikan kasus Covid-19 hampir merata di seluruh Indonesia. Data sementara, sebanyak 30 provinsi mengalami peningkatan kasus Covid-19. Hanya empat provinsi yang menunjukkan tren penurunan.
"Adanya tren kenaikan hendaknya dapat menjadi pengingat bahwa Covid-19 masih ada dan kita tetap harus menjaga diri kita dengan protokol kesehatan. Sehingga potensi penularan menjadi berkurang dan jumlah kasus Covid-19 dapat kembali ditekan,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Kamis (10/11).
Berikut rekapitulasi kasus Covid-19 dalam dua pekan terakhir:
13 NovemberKasus Baru 4.877 jadi 6.561.504Sembuh 4.347 jadi 6.352.606Meninggal 36 jadi 159.104
12 NovemberKasus Baru 6.179 jadi 6.556.627Sembuh 4.739 jadi 6.348.259Meninggal 33 jadi 159.064
11 NovemberKasus Baru 6.247 jadi 6.550.448Sembuh 4.139 jadi 6.343.520Meninggal 46 jadi 159.035
10 NovemberKasus Baru 6.294 jadi 6.544.201Sembuh 4.223 jadi 6.339.381Meninggal 37 jadi 158.989
9 NovemberKasus Baru 6.168 jadi 6.537.907Sembuh 3.198 jadi 6.335.158Meninggal 43 jadi 158.952
8 NovemberKasus Baru 6.601 jadi 6.531.721Sembuh 3.197 jadi 6.331.960Meninggal 38 jadi 158.909
7 NovemberKasus Baru 3.828 jadi 6.525.120Sembuh 3.348 jadi 6.328.763Meninggal 42 jadi 158.871
6 NovemberKasus Baru 3.662 jadi 6.521.292Sembuh 2.495 jadi 6.325.415Meninggal 22 jadi 158.829
5 NovemberKasus Baru 4.717 jadi 6.517.630Sembuh 2.930 jadi 6.322.920Meninggal 39 jadi 158.807
4 November
Kasus Baru 5.303 jadi 6.512.913Sembuh 3.197 jadi 6.319.990Meninggal 31 jadi 158.768
3 NovemberKasus Baru 4.951 jadi 6.507.610Sembuh 2.882 jadi 6.136.793Meninggal 42 jadi 158.737
2 NovemberKasus Baru 4.873 jadi 6.502.659Sembuh 2.050 jadi 6.313.911Meninggal 32 jadi 158.695
1 NovemberKasus Baru 4.707 Jadi 6.497.786Sembuh 2.071 Jadi 6.311.861Meninggal 32 Jadi 158.663
31 OktoberKasus Baru 2.457 Jadi 6.493.079Sembuh 2.309 Jadi 6.309.790Meninggal 34 Jadi 158.631
30 OktoberKasus Baru 2.717 Jadi 6.490.622Sembuh 1.895 Jadi 6.307.481Meninggal 26 Jadi 158.597.
Reporter Magang: Syifa Annisa Yaniar
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia
Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.
Baca SelengkapnyaMenkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami
Gejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnya