Cinta Lokasi di Kebun Kopi Diduga Motif Kasus Mayat Dicor di Lantai Musala
Merdeka.com - Sehari setelah dibongkar, kasus mayat yang dikubur di bawah Musala rumah masih belum menemukan titik terang. Setelah Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim berhasil memastikan identitas jenazah adalah Surono yang merupakan pemilik rumah, tiga orang saksi masih diperiksa intensif oleh polisi.
Dari tiga orang tersebut, satu atau dua di antaranya berpotensi menjadi tersangka pelaku pembunuhan Surono, 51 tahun, yang kemudian jenazah dikubur dan dilapisi Cor beton di bawah musala rumah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun merdeka.com, salah satu kemungkinan motif pembunuhan adalah masalah asmara. Yakni antara Busani (istri korban) dan Jumarin (tetangga satu desa beda dusun), terdapat hubungan asmara. Sebelumnya Busani dan Jumarin sempat berencana akan menikah. Namun rencana itu batal, karena istri Jumarin yang bekerja sebagai TKW di Arab Saudi, tiba-tiba pulang ke desa mereka.
"Saksi J (Jumarin, red) tidak sering juga (datang ke rumah Busani, red). Cuma dalam pengakuannya kepada polisi, memang dia pernah ke sana," ujar AKP Wardoyo, Kapolsek Ledokombo saat dikonfirmasi perihal kemungkinan motif pembunuhan adalah asmara.
Di antara dua orang saksi ini, yakni Jumarin dan Busani, memang diduga ada hubungan cinta terlarang. "Tidak sering bertemu di rumah, mungkin ketemu di luar. Karena dia (Jumarin) kan bekerja di kebun," lanjut Wardoyo.
Di sekitar rumah yang menjadi lokasi penemuan mayat, memang di kelilingi perkebunan kopi. Jumarin, seperti halnya korban Surono, bekerja sebagai petani kopi.
Kemungkinan motif ini juga diakui Edi, Kepala Dusun Juroju, yang pertama kali melaporkan dugaan adanya mayat yang dikubur di dalam tanah. "Saya dapat laporan dari Bahar, kalau ayahnya dibunuh dan dikubur oleh Busani di Musala yang ada di dalam rumah mereka," ujar Edi saat dikonfirmasi terpisah.
Namun, dalam pemeriksaan kepada polisi, Busani membantah sebagai pelaku pembunuhan terhadap suaminya. Sumber di kepolisian menyebutkan, Busani justru menuduh anaknya yang membunuh Surono, yang lantas mengubur dan mengecornya di bawah lantai Musala dengan beton. Penyebabnya, menurut Busani karena ada ketidakcocokan antara Surono dan istri Bahar.
Selain cinta segitiga, kemungkinan motif lain yang berkembang adalah soal warisan. "Korban dianggap mampu, punya kebun kopi yang cukup relatif luas," tutur AKP Wardoyo.
Hingga kini proses pemeriksaan masih berlangsung. Polisi meminta semua pihak bersabar menanti hasil penyidikan.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.
Baca SelengkapnyaDidi Hartanto (42) menjadi korban pembunuhan dan jasadnya dikubur di dapur untuk menghilangkan jejak.
Baca SelengkapnyaMayat wanita paruh baya itu pertama kali ditemukan warga sekitar yang mencium aroma tidak sedap di sekitar lokasi penemuan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca SelengkapnyaJenazah Didi yang sudah membusuk akhirnya dievakuasi.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaWanita muda yang ditemukan tergeletak di tempat tidur dan hingga kini belum diketahui identitasnya.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaAtta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.
Baca Selengkapnya