Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita WNI dari Wuhan Sempat Ditolak di Kampung Halaman karena Corona

Cerita WNI dari Wuhan Sempat Ditolak di Kampung Halaman karena Corona Warga Natuna Lepas WNI Usai Diobservasi. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang sempat tinggal di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, Hilyatu Millati Rusdiyah mengatakan secara psikologis sempat terganggu setelah merebaknya wabah corona.

Milla, saapan warga asal Desa Kemalang, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah itu tidak menyangka perjalanannya mencari ilmu di Negeri Tirai Bambu sulit lantaran merebaknya corona. Apalagi sepulang dari Wuhan, dia dan ratusan WNI lain harus diobservasi terlebih dahulu di Natuna.

Saat itu, yang membuatnya makin berat adalah sempat terjadi penolakan dari masyarakat setempat karena ketakutan mereka akan tertular virus tersebut. Meski demikian, istri dari Ahmad Syaifuddin Zuhri bersyukur karena pada akhirnya masyarakat menerima mereka dengan lapang dada.

"Ini menghapus stigma bahwa yang datang dari Wuhan membawa virus corona," katanya, Senin kemarin. Dikutip dari Antara.

Dia mengaku gelisah saat masih berada di Wuhan dan belum bisa dipulangkan ke Indonesia karena ternyata penyebaran virus tersebut terjadi cepat, yaitu dari pasien yang berjumlah ribuan hingga menjadi puluhan ribu dalam waktu singkat.

"Virus ini juga bisa menyebar lewat udara. Kami tidak tahu kapan bisa terkena. Pemerintah Tiongkok mengimbau kepada semua warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, sampai akhirnya Pemerintah (Republik Indonesia) memutuskan melakukan evakuasi," katanya.

Mengenai merebaknya virus tersebut, awalnya tidak terlalu dikhawatirkan oleh masyarakat, baik masyarakat lokal maupun pendatang seperti dia. Bahkan pada awalnya saat masih berada di Wuhan, kondisi kota belum seramai saat ini.

"Karena saat itu belum dikonfirmasi bahwa virus itu bisa menular lewat udara dan antarmanusia. Setelah tahu kalau mulai virus itu bisa menular antarmanusia dan pemerintah setempat memutuskan mengisolasi (lockdown) kota itu, kondisi mulai sepi. Apalagi saat itu juga kondisi Imlek dan musim dingin," katanya.

Dia mengatakan pada awal virus tersebut ditemukan, yaitu virus corona jenis baru, belum dikonfirmasi bahwa penularannya bisa terjadi antar manusia. Menurut dia, yang diketahui masyarakat adalah penularan hanya bisa terjadi dari hewan ke manusia.

"Kemudian tepatnya pada tanggal 20 Januari, ilmuwan mulai mengkonfirmasi bahwa penularan bisa terjadi antarmanusia, kekhawatiran dari kami pasti ada," katanya.

Setelah merebaknya virus tersebut, ia mengatakan Pemerintah Indonesia bertindak cepat dengan memulangkan WNI yang pada saat itu masih terjebak di Wuhan. Bahkan mahasiswa program PhD Administrasi Bisnis Chongqing University itu mengatakan sejak masih berada di Wuhan, pemerintah terus memantau kondisi WNI.

"Yang pasti cukup gembira karena kami merasakan betul pemerintah hadir memantau kami setiap hari," katanya.

Mulai dari Presiden yang akhirnya memutuskan untuk mengevakuasi WNI di Wuhan dan sekitarnya, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, TNI, dan instansi terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat dalam memulangkan para WNI.

"Kami juga mengapresiasi warga Natuna yang akhirnya menerima kami setelah sebelumnya menolak," katanya.

Sementara itu, bukan hal yang mudah baginya maupun WNI eks Wuhan yang lain menjalani masa observasi. Salah satu yang memberikan beban psikologis tersendiri adalah kerinduan terhadap keluarga.

"Yang dirindukan adalah keluarga. Otomatis, kan terpisah makin lama," katanya.

Meski demikian, selama di lokasi observasi pemerintah berupaya memberikan kenyamanan kepada para WNI.

"Kami olah raga setiap pagi, makan bersama tiga kali sehari. Selain itu, ada juga aktivitas individu seperti karaoke dan games. Kami juga menjalani pemeriksaan kesehatan sehari dua kali, termasuk pemeriksaan suhu tubuh," katanya.

Sepulangnya dari observasi, diakuinya, juga bukan hal yang mudah. Ia mengaku khawatir akan adanya penolakan masyarakat sekitar karena ketakutan akan terjangkit Covid-19.

"Yang pasti sampai saat ini kondisi kami sehat setelah diobservasi. Tidak ada yang kena (terjangkit Covid-19)," katanya.

Sebagai bukti bahwa kondisi WNI eks Wuhan tersebut dalam keadaan sehat. Kementerian Kesehatan juga telah mengeluarkan sertifikat atau surat sehat untuk masing-masing peserta observasi sebelum pulang ke keluarga masing-masing.

"Jadi saya mohon masyarakat sekitar tidak perlu takut kepada kami dan juga mengkhawatirkan kedatangan kami karena kondisi kami sehat-sehat saja," katanya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau

Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau

Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.

Baca Selengkapnya
7 WNI Hilang saat Kapal Nelayan Tenggelam di Lepas Pantai Korea Selatan

7 WNI Hilang saat Kapal Nelayan Tenggelam di Lepas Pantai Korea Selatan

Dua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
WNI di Jepang Meninggal Dunia Akibat Covid-19

WNI di Jepang Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Warga negara Indonesia (WNI) berinisial SAP yang melewati izin tinggal (overstay) meninggal dunia di Rumah Sakit Sano Ishikai, Tochigi, Kamis (25/1).

Baca Selengkapnya
2 TNI & 1 Warga Ditembak KKB dari Jarak 20 Meter, Ini Kronologinya

2 TNI & 1 Warga Ditembak KKB dari Jarak 20 Meter, Ini Kronologinya

Ketiga korban termasuk dua anggota TNI dalam kondisi stabil setelah mendapat penanganan dari tenaga medis di RSUD Dekai

Baca Selengkapnya
Gara-gara Sakit Hati Oleh Wanita, Pria Asal Papua Ini Lolos Jadi TNI 'Orangtua Menangis Saya Mau Tes'

Gara-gara Sakit Hati Oleh Wanita, Pria Asal Papua Ini Lolos Jadi TNI 'Orangtua Menangis Saya Mau Tes'

Kesal lantaran diselingkuhi dengan sosok tentara, pria tersebut mulai bertekad jadi abdi negara.

Baca Selengkapnya
Cerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur

Cerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur

Fatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.

Baca Selengkapnya
WNI Bawa Istri Bule Amerika Pulang Kampung ke Ponorogo, Kumpul Sama Keluarga Suami Dengar Bahasa Jawa Senyum-senyum

WNI Bawa Istri Bule Amerika Pulang Kampung ke Ponorogo, Kumpul Sama Keluarga Suami Dengar Bahasa Jawa Senyum-senyum

Saat di kediaman orangtua, sang istri seketika jadi pusat perhatian.

Baca Selengkapnya
WN Taiwan Hilang saat Kapal Terbalik di Pulau Seribu, Basarnas Kerahkan 7 Kapal untuk Pencarian

WN Taiwan Hilang saat Kapal Terbalik di Pulau Seribu, Basarnas Kerahkan 7 Kapal untuk Pencarian

Basarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.

Baca Selengkapnya