Cerita Wanita Cantik Menangis di Tengah Pertengkaran Ferdy Sambo & Putri Candrawathi
Merdeka.com - Sejumlah fakta baru terungkap di sidang pembunuhan berencana Brigadir J, Rabu (30/11). Bharada E mengakui hubungan mantan bosnya, Ferdy Sambo dan istri, Putri Candrawathi sempat tidak baik-baik saja.
Bharada E mengakui bahwa Ferdy Sambo bertengkar dengan Putri pertengahan Juli 2022, sebelum terjadi pembunuhan Brigadir J. Perselisihan suami istri itu terjadi di rumah Bangka. Kediaman pribadi Sambo. Sementara Putri tinggal di rumah Saguling.
Awalnya, Bharada E diminta ikut bersama Putri dan Brigadir J dari rumah Saguling ke rumah Bangka. Tiba di sana, Bharada E diminta menunggu di luar. Sementara Putri dan Brigadir J yang membawa senjata laras panjang masuk ke rumah.
Kesaksian Bharada E, tak lama berselang, Ferdy Sambo tiba. Dengan raut wajah yang masam dan marah.
Dia mengaku tak tahu apa yang terjadi di dalam. Namun beberapa jam kemudian, ada sosok wanita cantik keluar sembari menangis dari rumah tersebut.
"Nanti sekitar satu, dua jam baru tiba-tiba ada orang keluar kan pagar kami tutup. 'Fon ada orang keluar saya lihat ada perempuan' saya tidak kenal yang mulia. Saya bertanya-tanya ini siapa perempuan itu menangis," katanya.
Akan tetapi, saat dihampiri Bharada E, perempuan itu hanya meminta agar dipanggilkan sopir pribadinya yang berada di sebelah rumah. Tak lama tiba sopirnya, wanita itu pun pergi tanpa menjelaskan apapun kepada Bharada E.
"Tapi memang saya tidak tahu siapa dan ada apa di dalam. Perempuan itu cuman bilang mau cari drivernya, saya cari ke samping Mobil Pajero Hitam kalau tidak salah," ujarnya.
Lantas semenjak kejadian wanita keluar sambil menangis di Rumah Bangka, lanjut Bharada E, Ferdy Sambo lebih sering tinggal di rumah pribadi jalan Saguling bersama Putri. Awalnya Sambo lebih banyak di rumah Bangka.
Disuruh Bawa Senjata ke Bangka
Menanggapi persidangan itu, Penasihat Hukum Bharada E angkat bicara.
"Iya itu kan hakim menyampaikan adakah pertengkaran, kemudian Bharada E kan ngejelasin ada pertengkaran sekitar akhir Mei atau Juni," kata Penasihat Hukum Bharada E, Ronny Talapessy saat dihubungi merdeka.com, Rabu (30/11).
Menurut Ronny, keterangan Bharada E soal perempuan itu berawal cerita keberangkatan dari rumah pribadi, Jalan Saguling bersama Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dan Putri.
"Nah di situ dilihat waktu dari Saguling, terus disuruh membawa senjata laras panjang muter-muter Kemang. Kemudian sama Ibu diminta ke Bangka, pas di Bangka mereka disuruh nunggu di depan. Terus saudara Almarhum masuk ke dalam bersama kalau tidak salah Mateus," kata Ronny.
Ketika Bharada E menunggu di luar, di situlah kliennya melihat ada seorang perempuan berpakaian sipil keluar dari rumah sambil menangis.
"Kemudian ada perempuan keluar menangis. Pokoknya pakai baju sipil waktu itu, tidak berseragam, iya tidak berseragam. Untuk detailnya saya akan tanya dan saya kasih tahu ya (nanti)," kata Ronny.
Ronny mengatakan kesaksian soal perempuan di rumah Bangka itu baru dibuka oleh Bharada E sebagai fakta baru persidangan.
"Tidak (belum pernah cerita), ini baru diceritakan ini fakta persidangan. Iya kan hakim yang nanya, bukan (Tidak ada di BAP) hakim itu kan berdasarkan fakta persidangan hakim kan melihat acuannya fakta persidangan," sebutnya.
Pada kesempatan terpisah, Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) menanggapi soal perempuan di rumah Bangka milik Ferdy Sambo. Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan hal tersebut juga dibeberkan Bharada E kepada pihaknya.
"Dia (Bharada E) sudah cerita dengan LPSK" ungkap Edwin saat dihubungi merdeka.com (30/11).
Wanita Cantik
Edwin mengatakan, sosok perempuan yang menangis itu bukan lah PC maupun ART di rumah Bangka. Bharada E mengaku tidak kenal nama perempuan tersebut.
"Bukan (PC atau ART). Dia tidak kenal nama tapi paras perempuan itu cantik," sambung Edwin.
Saat dikonfirmasi usai sidang, Bharada E enggan berkomentar dia terlihat tidak mengindahkan pertanyaan awak media. Dia hanya sibuk memakai rompi merah khas tahanan Kejaksaan.Cerita Lengkap di Sidang
Keterangan Bharada E berawal dari Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso bertanya terkait dengan hubungan keluarga pasangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Dia bertanya ke Bharada E apakah sempat ada pertengkaran antara mereka berdua sebelum keberangkatan di Magelang, Jawa Tengah pada Juli 2022 lalu
"Pada waktu sebelum kejadian di Magelang, apakah ada peristiwa- peristiwa lain yang misalnya semacam kaya pertengkaran saudara PC dan FS, atau PC dengan Yosua?" kata Wahyu bertanya ke Bharada E saat sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (30/11).
"Siap yang mulia, jadi pada waktu bulan juli, itu saya sempat naik piket bersama almarhum Yosua padahal almarhum ini ajudan ibu. Tapi karena bang Mateus ini sedang jaga, jadi yang naik piket saya sama almarhum," kata Bharada E mengawali cerita.
Ferdy Sambo Marah
Setelah itu, Bharada E menjelaskan ketika piket tiba-tiba melihat Putri turun tangga dari rumah pribadi di Jalan Saguling disusul Brigadir J dengan membawa senjata dari lantai dua.
"Sambil kita bertiga saya, Almarhum (Brigadir J), dan Mateus. Abis itu (Brigadir J Bilang) 'Dek Richard kamu di mobil sendiri di belakang’. Jadi kami jalan ke arah Kemang, tapi belum di kediaman yang mulia (rumah Bangka)," kata Bharada E.
Namun demikian, Bharada E mengaku tak mendapat kejelasan dari Brigadir J maksud tujuan saat itu pergi ke rumah Bangka. Setelah berkeliling dahulu di area Kemang, baru rombongan Putri tiba di Rumah Bangka dengan ekspresi marah.
"Jadi pada saat di kediaman Bangka. Ibu turun, saya lihat ibu seperti marah yang mulia itu ada. Lalu masuk semua turun, Bang Yos bilang Chad parkir mobil di belakang," ujarnya.
Tak lama sekitar 30 menit setelah rombongan Putri tiba di Rumah Bangka, lalu Ferdy Sambo dengan raut muka seperti marah, tiba bersama dengan ajudan Saddam.
"Pak FS kayak marah-marah juga langsung masuk ke dalam rumah. Almarhum bilang Chad nanti ada Pak Eben datang, rekannya bapak, pas datang saya tidak melihat. Karena pada saat itu saya sedang di belakang, saya tidak tahu Pak Eben datang dengan siapa," katanya.
Tidak melihat tamu yang dimaksud Pak Eben, Bharada E malah kembali diperintah Brigadir J untuk berada di area luar rumah Bangka. Dimana di area dalam rumah hanya diperbolehkan dua ajudan yakni Brigadir J dan Mateus.
Sedangkan ajudan lainnya seperti Adzan Romer, Saddam dan asisten rumah tangga (ART) di pintu belakang. Sedangkan Bharada E, Alfon, dan beberapa sekuriti ada di pintu depanBharada E yang tidak tahu apa terjadi di dalam. Namun saat menunggu, dia melihat tiba-tiba ada perempuan keluar sambil menangis dari dalam area pekarangan rumah Bangka.
"Nanti sekitar satu, dua jam baru tiba-tiba ada orang keluar kan pagar kami tutup. 'Fon ada orang keluar saya lihat ada perempuan' saya tidak kenal yang mulia. Saya bertanya-tanya ini siapa perempuan itu menangis," katanya.
Akan tetapi, saat dihampiri Bharada E, perempuan itu hanya meminta agar dipanggilkan sopir pribadinya yang berada di sebelah rumah. Tak lama tiba sopirnya, wanita itu pun pergi tanpa menjelaskan apapun kepada Bharada E.
"Tapi memang saya tidak tahu siapa dan ada apa di dalam. Perempuan itu cuman bilang mau cari drivernya, saya cari ke samping Mobil Pajero Hitam kalau tidak salah," ujarnya.
Lantas semenjak kejadian wanita keluar sambil menangis di Rumah Bangka, lanjut Bharada E, Ferdy Sambo lebih sering tinggal di rumah pribadi jalan Saguling.
"Semenjak kejadian itu, Pak FS sudah lebih sering tinggal di Saguling," terangnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
VIDEO: Putri Candrawathi Istri Ferdy Sambo Dapat Remisi Natal 2023
Putri Candrawathi mendapat remisi satu bulan potongan tahanan.
Baca SelengkapnyaFerdy Sambo Cs hingga Kapolri Tidak Hadir, Sidang Gugatan Orangtua Brigadir J Ditunda
Keluarga Brigadir J menggugat Ferdy Sambo Cs hingga Kapolri karena menilai melakukan Perbuatan Melawan Hukum.
Baca SelengkapnyaDisebut Tidak Tidur di Lapas, Beredar Foto-Foto Ferdy Sambo di Tahanan, Rambutnya Gondrong Diikat
Berikut foto-foto Ferdy Sambo di tahanan yang sempat jadi perbincangan disebut tidak tidur di Lapas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keluarga Brigadir J Gugat Perdata Ferdy Sambo Cs, Kapolri hingga Presiden RI Rp7,5 Miliar
Komarudin menambahkan kerugian yang dialami oleh kliennya setelah dihitung mencapai Rp7,5 miliar dan itu merupakan kerugian materiil.
Baca SelengkapnyaHeboh Tudingan Ferdy Sambo Tak Pernah Ditahan di Lapas Salemba, Ini Penjelasan Kalapas
Kalapas Kelas IIA Salemba, Beni Hidayat buka suara soal Ferdy Sambo tak pernah ditahan di Lapas.
Baca SelengkapnyaEmak-Emak Terobos Naik Panggung Dekati Prabowo, Bahlil Tegang Sambil Nunjuk-Nunjuk
Begini detik-detik emak-emak terobos panggung waktu pidato Prabowo. Respons Prabowo hingga Bahlil jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaCerita Sabrina Istri Deddy Corbuzier Tangannya di Gips, Mau Ditandatangani Prabowo
Sabrina Chairunnisa mengalami retak tulang pada bagian tangan saat liburan di Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaTiga Perempuan Kakak Adik Paras Cantiknya Dipuji, Sang Ayah Wakil Rakyat Eks Pejabat di DKI
Begini potret harmonis keluarga eks pejabat tinggi DKI. Tiga putrinya bikin salah fokus.
Baca SelengkapnyaCinta Tidak Direstui, Anak Perempuan di Jember Tega Bunuh Ibu
Kasus penemuan mayat di saluran irigasi persawahan Jember mengungkap fakta memilukan.
Baca Selengkapnya