Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita tim Search and Rescue (SAR) saat bertugas di gunung

Cerita tim Search and Rescue (SAR) saat bertugas di gunung Pendakian di Lembah Hunza. ©AFP PHOTO/Aamir Qureshi

Merdeka.com - Search and Resque (SAR) adalah kegiatan atau usaha untuk mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau diindikasikan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah. Operasi SAR biasanya dilakukan oleh personal yang memiliki keterampilan dan teknik agar tidak membahayakan tim maupun korban.

Dalam musibah hilang atau tewasnya seorang pendaki gunung, tim SAR biasanya didominasi oleh organisasi atau kelompok pecinta alam yang profesional dalam bidang operasi. Ketua Bidang II Operasi Dewan Pengurus Wanadri, Ruslan menceritakan pengalamannya ketika berusaha mencari pendaki yang hilang atau tersesat, atau pendaki yang diindikasikan tewas.

Dia bercerita, pada tahun 2012, seorang pendaki hilang di Gunung Kendang, Kabupaten Bandung, dan ditemukan tewas setelah satu bulan pencarian yang dilakukan oleh Ruslan dan tim.

"Saya pernah melakukan operasional SAR itu kurang lebih satu bulan, dan Alhamdulilah, di minggu terakhir, berhasil menemukan survivor yang sudah dalam keadaan meninggal," kenang Ruslan saat ditemui di Sekretariat Wanadri, Jalan Aceh, Bandung.

Survivor itu, lanjutnya, ditemukan di lereng samping air terjun. Dia juga menuturkan bahwa untuk evakuasi survivor itu membutuhkan banyak waktu. Karena medannya terjal, ia meneruskan, beberapa kali timnya harus menggunakan teknik-teknik, seperti hauling. Teknik itu dilakukan dalam usaha tim untuk mengevakuasi dari lokasi titik korban sampai ke titik yang paling aman.

Jika survivor dinyatakan sudah hilang dalam kurun waktu yang lama, tambahnya, itu bisa menjadi pertimbangan untuk memprediksi keadaannya. Ruslan menjelaskan, bahwa dalam proses pencarian survivor yang sudah terprediksi tewas harus memerhatikan banyak hal, seperti ketajaman indera-indera.

"Kalau survivor sudah lama hilangnya, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Misalkan, ketajaman indera pendengaran, pandangan itu juga harus jelas, penciuman juga, terus ada tanda-tanda lain lagi, yaitu lalat hijau," tuturnya.

Selain hal-hal diatas, Ruslan menambahkan bahwa arah angin juga harus diperhatikan. Menurutnya, itu juga bisa menunjukkan lokasi tempat dimana survivor itu berada. "kita juga harus tahu bedanya bebauan yang dihasilkan dari binatang atau bebauan dari jasad manusia," pungkasnya.

Di sisi lain, Ketua Bidang IV Pusat Informasi Dokumentasi dan Eksternal Dewan Pengurus Wanadri, Guntur mengatakan bahwa dia akan lebih lega jika menemukan survivor dalam keadaab selamat. Berbeda dengan kawannya, Guntur mengaku pernah melakukan pencarian juga di kawasan Gunung Lireng, namun pada saat itu, dia berhasil menemukan survivor dalam keadaan selamat.

"Waktu itu di Gunung Lireng, survivor hilang sudah hampir 9 hari. Tim mulai pencarian di hari kedua. Di hari ketujuh, itu hari terakhir, sebelum pencarian dihentikan, saya mendapati survivor dalam keadaan selamat," kenangnya saat ditemui di tempat yang sama.

Dia menuturkan, bahwa ada kepuasan yang lebih ketika menemukan survivor dalam keadaan selamat. Dapat mengembalikan dan mengantarkan survivor yang sudah hilang selama 9 hari ke keluarganya merupakan sebuah pencapaian yang tak ternilai harganya. Guntur mengaku bahwa sampai saat ini pun ia masih menjalin komunikasi dengan survivor yang kala itu ia temukan dalam keadaan selamat.

Lebih dalam lagi, Guntur bercerita, saat itu keadaan survivor sudah kurang sehat. Dengan badan yang masih lemas karena hanya memakan rumput selama 9 hari tersesat, katanya, hal yang paling pertama ditanyakan oleh survivor saat berhasil ditemukan olehnya dan tim adalah rokok.

"Dia cuman minta rokok, karena sudah 9 hari tidak merokok," kenang Guntur.

Selain itu, Guntur meneruskan, setelah meminta rokok, survivor memintanya untuk mengobrol. "Ajak saya ngobrol, saya udah enggak ngobrol sama orang, 9 hari," kata Guntur menirukan gaya bicara survivor saat mengajak dirinya mengobrol.

Dari kejadian itu, Guntur dapat menarik kesimpulan dan pelajaran tentang bagaimana karakter para pendaki ketika tersesat. Menurutnya, jika pendaki yang tersesat ialah mereka yang kaya akan pengalaman berkegiatan di alam bebas, proses pencariannya semakin susah. Karena, lanjutnya, pendaki seperti itu cenderung akan terus bergerak dan kemungkinan akan semakin jauh dari titik terakhir dia hilang kontak dengan teman-temannya.

"Tapi kalau yang baru beberapa kali saja, yang belum kaya pengalaman berkegiatan di alam bebas, kalau dia tersesat, dia cenderung diam. Jadi, itu biasanya tidak membutuhkan waktu yang begitu lama untuk menemukannya," pungkasnya.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gunung Ruang Erupsi, Tim SAR Susuri Pesisir Kepulauan Sitaro untuk Evakuasi Warga yang Tertinggal

Gunung Ruang Erupsi, Tim SAR Susuri Pesisir Kepulauan Sitaro untuk Evakuasi Warga yang Tertinggal

Tim dari Kantor SAR Manado kembali menyusuri pesisir Kepulauan Sitaro untuk mencari dan mengevakuasi warga yang masih tertinggal menyusul erupsi Gunung Ruang,

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya
Begini Kondisi Gunung Semeru Setelah Erupsi Menurut Badan Geologi

Begini Kondisi Gunung Semeru Setelah Erupsi Menurut Badan Geologi

Warga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Semeru Erupsi Lagi, Begini Sejarah Letusan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

Semeru Erupsi Lagi, Begini Sejarah Letusan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

Teramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.

Baca Selengkapnya
Langsung Menghadap Danau Toba, Ini Fakta Menarik Gunung Sibuatan di Kabupaten Karo

Langsung Menghadap Danau Toba, Ini Fakta Menarik Gunung Sibuatan di Kabupaten Karo

Ada spesies kantong semar yang membuat dua orang asal Jerman rela ke Gunung Sibuatan hanya untuk melakukan penelitian terhadap tumbuhan tersebut.

Baca Selengkapnya
Kapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya

Kapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya

Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.

Baca Selengkapnya
Dikabarkan Ada Bongkahan Emas di Puncaknya, Ini 4 Fakta Menarik Gunung Talamau Pasaman Barat

Dikabarkan Ada Bongkahan Emas di Puncaknya, Ini 4 Fakta Menarik Gunung Talamau Pasaman Barat

Gunung Talamau menjadi salah gunung tertinggi di Sumatra Barat yang termasuk dalam kategori tipe gunung api tidak aktif.

Baca Selengkapnya
Cerita Rita Kebingungan Cari Suami, Naik Motor Bareng dari Karawang Terpisah di Bakauheni Mau Mudik ke Ketapang

Cerita Rita Kebingungan Cari Suami, Naik Motor Bareng dari Karawang Terpisah di Bakauheni Mau Mudik ke Ketapang

Petugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.

Baca Selengkapnya
Terbentuk dari Letusan Gunung Berapi, Simak Fakta Menarik Danau Maninjau di Sumatra Barat

Terbentuk dari Letusan Gunung Berapi, Simak Fakta Menarik Danau Maninjau di Sumatra Barat

Di bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau

Baca Selengkapnya