Cerita sukses perantau Bugis di pedalaman Papua
Merdeka.com - Wilayah Papua sudah lama dihuni oleh para pendatang. Kawasan transmigrasi di pelosok-pelosok didominasi oleh suku Jawa, sementara di pusat-pusat kota, pendatang asal Sulawesi menguasai bidang perdagangan.
Seperti di Kabupaten Teluk Bintuni. Wilayah pemekaran yang baru 10 tahun berdiri ini banyak pendatang asal Sulawesi Selatan, terutama suku Bugis. Kebanyakan mereka berdagang, membuka toko sembako dan penjahit. Sebagian lainnya berprofesi sebagai pengojek dan sopir.
Sama seperti di Manokwari, di Bintuni mobil double cabin menjadi alat utama transportasi. Mereka melayani jalur ke wilayah sekitar Bintuni yang akses jalannya masih berupa batu dan tanah. Salah satunya ke Moskona yang berjarak sekitar 100 kilometer.
Adam (32), salah satu sopir dari puluhan sopir yang mangkal di jalur Bintuni. Berbeda dengan sopir-sopir yang lain, dia memiliki sendiri mobilnya. Di usianya yang masih muda, sosok Adam terbilang sukses. Dia punya lima mobil, dua jenis Toyota Hilux double cabin, dan tiga Toyota Rush.
Saat mengantarkan merdeka.com dan rombongan pegawai Ditjen Pajak menuju Moskona, Adam mengaku kesuksesannya dirintis dari nol.
Awalnya, sekitar tahun 2006 dia mendapat ajakan dari sepupunya untuk ke Bintuni. Membawa serta istri dan dua anaknya dia naik kapal laut. Saat tiba, uang di dompetnya tersisa Rp 600.000. "Uang itu saya pakai untuk menyewa kos seharga Rp 400.000 per bulan. Sisanya dibelikan beras dan lauk," ujarnya.
Memutar otak bagaimana mendapatkan uang, Adam menyewa motor untuk mengojek. Selama dua tahun dia menjadi tukang ojek di Bintuni. Hasilnya lumayan, per hari dia mengantongi uang Rp 400.000. Dipotong bayar sewa motor ke pemilik Rp 45.000 Adam pelan-pelan menabung. Sementara sang istri membantu dengan berjualan dan menerima pesanan kue-kue.
Adam yang bernama asli Safarudddin ini kemudian menjadi juragan ojek. Total dia punya sembilan unit motor yang disewakan kepada para pengojek dengan tarif Rp 45.000 per hari. Dia pun memilih menjaga toko sembako bersama istrinya. Karena saingan ojek semakin banyak, dan penghasilan dirasakan berkurang, Adam banting setir ke bisnis rental mobil pada tahun 2009. Sembilan motornya dijual, kemudian dibelikan mobil.
Untungnya lumayan dari usaha rental. Dengan tarif Rp 600.000 per 24 jam, mobilnya kemudian bertambah menjadi tiga, salah satunya disewakan ke Bank Papua sebagai mobil operasional. Semua mobilnya didatangkan dari Makassar melalui kapal laut ke Manokwari dan lanjut perjalanan darat ke Bintuni.
Sementara toko sembakonya bertambah menjadi dua. Namun musibah melanda Adam beberapa bulan lalu. Salah satu tokonya terbakar akibat percikan api dari bengkel di sebelah toko. Kerugian mencapai Rp 600 juta. Untungnya, tokonya diasuransikan. Kini dia sedang menunggu pencairan klaim asuransi Rp 500 juta untuk membangun kembali toko tersebut.
Meski menjadi bos, Adam berpenampilan sederhana. Bahkan, dia menjadi sopir dari salah satu mobilnya. Sudah dua tahun terakhir dia mengantar penumpang Bintuni-Manokwari.
Urusan mobil rental diserahkan kepada keluarga. Demikian juga toko sembako yang ditangani penuh istrinya.
Dengan rendah hati, Adam menolak disebut bos. Soal kiat suksesnya, Adam berujar, "Semua titipan dari Allah. Yang penting kita bekerja keras dan mensyukuri nikmat-Nya."
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjuangan Bawa Logistik Pemilu di Pedalaman Maluku, Jalan Kaki 20 Km Lewati Sungai dan Hutan
Mereka harus bekerja keras karena akses jalan kendaraan belum tersedia.
Baca SelengkapnyaMenembus Kampung Terdalam Papua Dikelilingi Pemandangan Indah, Tanpa Listrik & Aspal, Warganya Damai
Di pedalaman Papua, ada pemandangan alamnya yang menakjubkan.
Baca SelengkapnyaCerita Rita Kebingungan Cari Suami, Naik Motor Bareng dari Karawang Terpisah di Bakauheni Mau Mudik ke Ketapang
Petugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Butuh Biaya Rp15 Juta untuk Pergi ke Sana, Intip Potret Indahnya Air Terjun di Pedalaman Kalimantan Ini
Aliran sungainya juga tampak berwarna gelap, seolah menunjukkan kedalaman sungai ini
Baca SelengkapnyaAnggota PPK di Aceh Meninggal saat Distribusikan Logistik Pemilu ke Pedalaman
Tim gabungan melanjutkan perjalanan menggunakan perahu motor menuju tujuan.
Baca SelengkapnyaBegal Sadis Beraksi di Lumajang, Tangan Warga Jember Ditebas hingga Nyaris Putus
Seorang pria asal Kabupaten Jember menjadi korban begal motor di Jalan Nasional Ranuyoso, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (8/3) dini hari.
Baca SelengkapnyaPemuda Ini Ceritakan Pengalaman Mudik ke Jambi Naik Kapal, Terjebak 13 Jam di Pelabuhan Merak
Pria ini pun kembali melakukan sujud syukur usai menginjakkan kaki di tanah Lampung sebelum melanjutkan perjalanan ke Jambi.
Baca SelengkapnyaTak Sengaja Terbawa di Mobil, Aksi Pemudik Kembalikan Kucing ke Pemiliknya Ini Tuai Pujian
Ada saja cerita tak terduga yang terjadi selama mudik ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaArus Balik Lebaran Malam Ini, Pemudik ke Jakarta Menyemut di Pantura hingga Arteri Karawang
Rata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca Selengkapnya