Cerita satu keluarga miskin dan cacat tak dapat bantuan pemerintah
Merdeka.com - Satu keluarga warga Desa Karangmulyo RT 2 RW 3, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menderita cacat dan hidup dalam kondisi serba kekurangan. Keluarga yang terdiri dari ibu, anak dan cucu ini tinggal di sebuah rumah sederhana, namun untuk kebutuhan sehari-hari mengandalkan bantuan tetangga.
Satu keluarga tersebut yakni Subaidah, seorang janda beranak dua yang mengalami stroke sejak 10 tahun silam dan tidak bisa beraktivitas.
Anaknya Sumurhurti menderita cacat kaki bawaan sejak lahir. Sementara cucunya Eko Yulianto mengalami depresi dan jarang pulang ke rumahnya karena menggelandang.
Anehnya, meskipun Subaidah dan 2 anaknya hidup dalam serba kekurangan, namun mereka tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Baik itu jaminan kesehatan masyarakat, untuk orang miskin (Jamkesmas), atau bantuan uang orang miskin, dari pemerintah pusat, berupa Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS).
"Kalau untuk makan terkadang masih ada yang membantu dari tetangga dan pemerintah desa," ujar Sumurhurti.
Mendapat aduan warganya kekurangan dan menderita lumpuh, Bupati Kendal Widya Kandi Susanti, mendatangi rumah keluarga Subaidah.
Kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Kendal itu, memberi bantuan sembako, kepada Subaidah, yang sudah 10 tahun terkena sakit stroke.
Widya menyayangkan pendataan warga miskin tidak merata, karena data yang digunakan adalah hasil pendataan BPS tahun 2004 dan bukan survey keluarga miskin.
Menurut Widya, pendataan warga miskin perlu dilakukan ulang. Setelah itu, verifikasi yang dilakukan benar-benar valid. Jangan sampai, bantuan dari pemerintah pusat tersebut, salah sasaran.
"Kalau bisa pendataan dilakukan setiap tahun sekali. Sebab mungkin saja yang dulunya miskin, sudah bisa menjadi kaya, dan yang dulunya kaya, karena sesuatu hal, menjadi miskin," kata Widya.
Widya mengaku, keluarga Subaidah, layak diberi Jamkesmas atau PSKS. Sebab masuk dalam golongan orang miskin. Apalagi, tambah Widya, Subaidah, sudah lama sakit dan dirawat oleh anaknya yang cacat kakinya.
Widya berjanji, akan memberi uang bantuan kepada keluarga Subaida, yang diambilkan dari dana sosial Unit Pelaksana Kegiatan (UPK), bekas atau yang dulu bernama PNPM.
"Ini menandakan, bahwa pemberian PSKS masih banyak yang kurang tepat sasaran," ujarnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi 7 cerita lucu yang bikin ngakak dan cocok untuk cairkan suasana.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Merdeka.com merangkum informasi tentang cerita lucu puasa yang menggelitik cocok untuk hiburan di bulan suci.
Baca SelengkapnyaPetugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaSang ibu justru menolak dengan alasan yang membuatnya terharu.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita masa kecil Kasad Jenderal Maruli yang tak banyak orang tahu.
Baca SelengkapnyaDari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca Selengkapnya