Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita pengkhianatan anggota TNI-Polri yang dukung OPM di Papua

Cerita pengkhianatan anggota TNI-Polri yang dukung OPM di Papua opm. ©REUTERS/Muhammad Yamin

Merdeka.com - Wajah Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan kemarin agak terlihat memerah pertanda marah. Jelas betul jenderal bintang dua itu sedang menahan marah saat berbincang-bincang dengan wartawan di Jayapura, Provinsi Papua.

Kemarahan sang jenderal bukan tanpa sebab. Beberapa anggota TNI, anak buahnya terindikasi kuat sebagai pedagang amunisi.

Amunisi atau bahan pengisi senjata api yang dijual memang bukan seperti bubuk mesiu, peluru, atau bahan peledak yang ditembakkan kepada musuh seperti bom, granat, dan roket. Amunisi yang dijual anggota TNI itu baru terdeteksi berupa peluru.

Yang lebih tragis lagi, pihak yang membeli peluru tersebut merupakan gerakan sipil bersenjata (GSB) versi TNI, atau kelompok kriminal bersenjata (KKB)/kelompok sipil bersenjata (KSB) versi Polri.

"Saya sudah perintahkan untuk mengusut sejauh mana keterlibatan ketiga anggota TNI dalam penjualan amunisi itu," kata Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan, kemarin, Rabu (29/10).

Lalu mengapa anggota TNI bisa menjual amunisi? Benarkah GSB atau KSB adalah kaki tangan Organisasi Papua Merdeka (OPM)? Berikut ceritanya:

3 Anggota TNI di Papua jual amunisi ke kubu OPM

Bukan rahasia lagi kalau GSP/KKB/KSB itu merupakan bagian dari komunitas pendukung Operasi Papua Merdeka (OPM). Bahkan, ada pihak yang menyebut kelompok itu sebagai Tentara Pembebasan Nasional (TPN).Sejauh ini, Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan baru membenarkan tiga orang anggota TNI yang menjual amunisi kepada kelompok pendukung OPM itu, meski beredar isu masih banyak oknum yang tidak bertanggung jawab itu.Dua dari tiga oknum TNI itu masih dinas aktif, dan seorang telah memasuki usia pensiun, meskipun ketiganya masih bermukim di asrama Kodim Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.Karena itu, tanpa menunggu waktu lama, Mayjen Siahaan memerintahkan jajarannya untuk menindak tegas anggota TNI yang berjualan peluru itu."Dua anggota TNI yang masih aktif berpangkat bintara, keduanya segera dibawa ke Jayapura untuk diperiksa POM Kodam XVII/Cenderawasih. Pemeriksaan terhadap keduanya mengarah kepada keterlibatannya pada organisasi pendukung OPM itu," ujarnya.Untuk anggota TNI yang sudah pensiun, akan 'diusir' dari asrama TNI, dan yang bersangkutan juga akan diserahkan ke polisi untuk diperiksa lebih lanjut.

Selain di TNI, pengkhianatan juga ada di tubuh Polri

Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan mengakui, keterlibatan prajurit TNI dalam mendukung gerakan sipil bersenjata itu, mengindikasikan kelompok pengacau keamanan itu telah masuk ke lingkup TNI. Dia menyebut hal itu sebagai 'duri dalam daging' yang dapat mengganggu kenyamanan di tubuh institusi TNI.Selain tiga orang oknum TNI itu, seorang anggota Polri yakni Briptu Tanggam Jikwa, juga terindikasi kuat menjual amunisi kepada kelompok pendukung OPM itu.Karenanya, Briptu Tanggam terancam dipecat, dan Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende mengaku, segera mengusulkan pemecatan oknum polisi yang berdinasi Polsek Nduga, Kabupaten Jayawijaya itu."Dalam waktu dekat, Briptu Tanggam Jikwa akan disidang kode etik dan diusulkan untuk dipecat dari kepolisian," ucap Irjen Pol Mende.Selain diusulkan untuk dipecat, Briptu Tanggam Jikwa juga akan diajukan ke pengadilan sipil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kaki tangan OPM akui beli senjata dari anggota

Saat dilakukan penggeledahan di rumah Briptu Tanggam Jikwa diperoleh 231 butir amunisi, yang diduga akan dijual ke kelompok sipil bersenjata yang sering membuat keresahan di pegunungan tengah Papua. Bahkan dari pengakuan salah satu anggota KSB yakni Rambo Wonda, terungkap kalau mereka membeli peluru dari aparat keamanan."Selain 231 butir peluru yang ditemukan di rumah kos anggota polisi itu, juga ditemukan 29 butir peluru yang dibeli dengan harga Rp 3 juta," ungkap Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende.

Temannya ditangkap, kubu OPM tebar teror di warga Papua

Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende tidak menampik kemungkinan anggota polisi lainnya juga terlibat dalam kasus penjualan amunisi ke kelompok sipil bersenjata itu. Untuk mengetahui, keterlibatan polisi lainnya, penyidik Polda Papua intensif melakukan pemeriksaan terhadap lima orang yang terindikasi kuat sebagai bagian dari kelompok kriminal bersenjata di pegunungan tengah Papua.Kelima anggota kelompok bersenjata itu yakni Pinus Wonda alias Rambo Wonda alias Kolor alias Engaranggo Wonda (27), Derius Wanimbo alias Rambo Tolikara (30), AW (18), MW (20), NT (16) isteri Rambo Wonda.Briptu Tanggam Jikwa (27) pun akhirnya digolongkan sebagai bagian dari anggota kelompok kriminal bersenjata itu. Enam orang anggota kelompok sipil bersenjata termasuk seorang anggota polri itu ditangkap di Wamena, Selasa (21/10) sekitar pukul10.05 WIT, oleh tim khusus Polda Papua, dibantu satuan TNI.Ancaman Pascapenangkapan lima orang anggota KSB/GSB/KKB itu, mencuat ancaman mengerikan dari rekan-rekannya yang juga pentolan OPM yang masih berkeliaran bebas, seperti Purom Wenda dan Enden Wanimbo. Dua orang pimpinan OPM itu mengancam akan menembaki semua orang yang dianggap pro-Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan ancaman tersebut disampaikan melalui media massa tertentu.

Sipil bersenjata di Papua bukan pejuang tapi kriminal

Menanggapi ancaman tersebut, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo mengatakan bahwa ancaman tersebut menggambarkan bahwa kelompok pengancam itu menunjukkan sikap jauh dari pejuang kemerdekaan, sekaligus menggambarkan bukti sebagai kelompok kriminal bersenjata."Mereka bukan pejuang kemerdekaan tapi betul betul kelompok kriminal bersenjata yang kerjanya hanya main teror untuk mendapatkan uang dari pejabat pemerintah, rakyat kecil, pengusaha dan lainnya," ujarnya.Apalagi, kata Pudjo, kelompok itu telah seringkali membunuh sembarang orang."Tentu kasus-kasus penembakan dan pembunuhan yang mereka lakukan harus di pertanggungjawabkan di muka hukum. Kami Polri dan TNI pasti akan menangkap mereka mereka bukan seperti yang diklaim sebagai pejuang rakyat, tapi peneror rakyat, bukannya pembela rakyat tapi menekan rakyat," tuturnya.Oleh karena itu, Pudjo memastikan bahwa TNI dan Polri akan menjamin keselamatan rakyat di Wamena, Tolikara, Lanny Jaya, Puncak, Puncak Jaya dan daerah lain di Papua, dari ancaman kelompok tersebut.Jika polri dan TNI telah bertekad memberi rasa aman bagi warga di Papua, maka jangan lagi ada oknum polisi maupun tentara yang berjualan amunisi. Penindakan hukum tentu berlaku bagi semua pihak yang terindikasi bersalah.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sebut Situasi Papua Aman, Kapolda dan Pangdam Berharap Perayaan Natal & Tahun Baru Lancar dan Damai

Sebut Situasi Papua Aman, Kapolda dan Pangdam Berharap Perayaan Natal & Tahun Baru Lancar dan Damai

Seperti diketahui, teror KKB tak pernah berhenti. Tak hanya menyasar personel Polri dan prajurit TNI yang bertugas. Mereka juga melukai warga sipil.

Baca Selengkapnya
Ramai Polisi & Pegawai Negeri di Papua Nugini Mogok Kerja, Ternyata Segini Besaran Gajinya

Ramai Polisi & Pegawai Negeri di Papua Nugini Mogok Kerja, Ternyata Segini Besaran Gajinya

Polisi dan pegawai negeri di Papua Nugini mogok kerja karena gajinya dipotong.

Baca Selengkapnya
Tak Disangka Polisi, Pria Berambut Gondrong Berkumis Tebal Beruban ini Ternyata Seniornya Reserse

Tak Disangka Polisi, Pria Berambut Gondrong Berkumis Tebal Beruban ini Ternyata Seniornya Reserse

Rambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.

Baca Selengkapnya
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.

Baca Selengkapnya
Jelang Berbuka Puasa Prajurit TNI Memperlihatkan Pos Penjagaan di Papua, Netizen Sebut 'Cantik Sekali Pemandangannya'

Jelang Berbuka Puasa Prajurit TNI Memperlihatkan Pos Penjagaan di Papua, Netizen Sebut 'Cantik Sekali Pemandangannya'

Momen ngabuburit prajurit TNI yang bertugas di Papua saat menunggu waktu berbuka puasa.

Baca Selengkapnya
Jadi Tersangka, Polisi Pengemudi Alphard Ancam Warga Dijemput Propam dan Ditahan di Sel Khusus

Jadi Tersangka, Polisi Pengemudi Alphard Ancam Warga Dijemput Propam dan Ditahan di Sel Khusus

Setelah ditetapkan tersangka, Bripka ED, polisi pengemudi Alphard yang ancam warga ditahan di sel khusus.

Baca Selengkapnya
Anggota KKB yang Merampas Senjata Api di Papua Tengah Akhirnya Diringkus Polisi

Anggota KKB yang Merampas Senjata Api di Papua Tengah Akhirnya Diringkus Polisi

Jukius Tabuni terlibat dalam peristiwa perampasan senjata api anggota Pospol KP3 Udara Polres Puncak pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya
Ratusan PNS dan PPPK Dimutasi Jadi Pegawai Otorita Ibu Kota Nusantara

Ratusan PNS dan PPPK Dimutasi Jadi Pegawai Otorita Ibu Kota Nusantara

Setiap anggota PNS dan PPPK berpeluang dimutasi ke Otoritas IKN asal memenuhi kualifikasi tertentu.

Baca Selengkapnya