Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah paguyuban pedagang bakso Wonogiri di ibu kota

Kisah paguyuban pedagang bakso Wonogiri di ibu kota bakso. ©shutterstock.com

Merdeka.com - Bagi anda pecinta bakso mungkin tidak asing lagi dengan pedagang bakso yang mayoritas berasal dari Jawa, tepatnya Jawa Tengah. Tidak jarang pula para pedagang bakso tersebut melayani kita dengan bahasa Jawa yang kental. Benar sekali, pedagang bakso ternyata sudah turun temurun mayoritas berasal Wonogiri dan Solo.

Salah seorang pedagang bakso yang bernama Sumarno mengaku telah berdagang bakso selama 20 tahun di Jakarta. Dia berdagang bakso juga meneruskan usaha kakaknya yang ternyata telah lebih dulu telah berjualan di Jakarta. Sumarno sendiri berasal dari solo.

Para pedagang bakso dari Solo maupun Wonogiri ini kebanyakan ternyata tergabung atau dinaungi dalam sebuah paguyuban pedagang bakso. Paguyuban ini adalah wadah silaturrahmi bagi pedagang bakso suatu daerah untuk saling membantu satu sama lainnya. Menurut Sumarno, pedagang bakso besar yang berasal dari Solo maupun Wonogiri mayoritas ikut dalam paguyuban tersebut.

"Biasanya pedagang bakso besar ikut paguyuban, itu buat silaturrahmi dan ada arisan juga," ucap Sumarno ketika berbincang dengan merdeka.com di warung baksonya di bilangan Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (14/6).

Arisan yang digelar para pedagang bakso dalam satu paguyuban ini mencapai Rp 1 juta. Tidak hanya arisan, Paguyuban ini juga punya uang tabungan dan infak yang nantinya digunakan untuk keperluan pedagang bila mengalami kesusahan. Paguyuban ini menurutnya wadah yang sangat membantu tanpa motif ekonomi, melainkan motif ikatan persaudaraan yang berlandaskan kasih sayang.

Paguyuban ini terbentuk dari rasa persaudaraan berjualan yang berasal dari satu kampung. Pedagang bakso kecil sebelum menjadi menjadi besar biasanya tinggal di satu wilayah bahkan satu tempat kos-kosan di daerah tertentu. Dari sana ikatan persaudaraan menjadi tajam.

"Ngumpul bisa dua minggu sekali, dan itu banyak pedagangnya. Kadang ada yang sakit kita bantu, pakai uang yang hasil ngumpul itu," jelasnya.

Namun demikian, menurut Sumarno ada juga pedagang bakso yang tidak ikut anggota paguyuban. Kebanyakan adalah pedagang bakso dengan gerobak kecil. Terkadang ada juga pedagang bakso yang hidup dan mencari nafkah sendiri di negeri orang. "Ada juga yang sendiri saja, cari tempat tinggal sendiri dan dorong gerobak sendiri cari tempat," ceritanya.

Penelusuran merdeka.com, adanya paguyuban ini ternyata memang sangat membantu pedagang bakso. Waktu dulu, ketika beredar isu bakso yang mengandung formalin, ketua paguyuban menyuarakan kepentingan tukang bakso yang merasa dirugikan dengan isu tersebut.

Waktu itu, Ketua paguyuban pedagang Bakso Gajah Mungkur Wonogiri se-Jakarta Raya meminta kepada pemerintah, khususnya kepada BPOM, untuk menerbitkan sertifikasi bebas formalin terhadap mi basah dan daging bakso yang dijual kepada pedagang. Paguyuban tersebut meminta BPOM meyakinkan masyarakat agar mempercayai, bahwa mi basah dan bakso yang dikonsumsi adalah bebas formalin.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Selengkapnya
Momen Ibu-ibu Heboh saat Lihat Anggota TNI Terjun Payung, Aksinya Curi Perhatian Warganet
Momen Ibu-ibu Heboh saat Lihat Anggota TNI Terjun Payung, Aksinya Curi Perhatian Warganet

Ibu ini terus berteriak pada rombongan TNI yang sedang terjun payung ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tukang Bakso Penuh Tato Dapat Rezeki Nomplok Dagangannya Diborong Mayjen TNI Kunto 'Rezeki Anak Salih'
Tukang Bakso Penuh Tato Dapat Rezeki Nomplok Dagangannya Diborong Mayjen TNI Kunto 'Rezeki Anak Salih'

Sang jenderal diketahui memborong hingga memberi segepok uang ke sang penjual bakso.

Baca Selengkapnya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya

Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.

Baca Selengkapnya
Sosok Awan, Bocah Tewas Dibanting Ayah Dikenal Dekat dengan PPSU dan Bercita-Cita jadi Petugas Damkar
Sosok Awan, Bocah Tewas Dibanting Ayah Dikenal Dekat dengan PPSU dan Bercita-Cita jadi Petugas Damkar

Ibunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.

Baca Selengkapnya
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.

Baca Selengkapnya
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir

Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.

Baca Selengkapnya
Kades di Sukabumi Panik Didatangi Mayjen Kunto Arief Sambil Bawa Prajurit TNI Secara Tiba-tiba
Kades di Sukabumi Panik Didatangi Mayjen Kunto Arief Sambil Bawa Prajurit TNI Secara Tiba-tiba

Momen Mayjen Kunto Arief Wibowo lakukan kunjungan mendadak ke rumah seorang kepala desa di Sukabumi.

Baca Selengkapnya