Merdeka.com - Tugas mulia yang diemban personel Search And Rescue (SAR) dalam mengemban misi penyelamatan korban bencana di tanah air, ternyata banyak menyimpan cerita duka sekaligus lucu bagi masing-masing anggotanya.

"Pernah kami dikejar pakai golok oleh seorang kakek yang menolak dievakuasi," ungkap personel Unit SAR Tomohon, Benny Lolang, kepada merdeka.com usai pembukaan pelatihan SAR di Tomohon, Sulawesi Utara, Selasa (3/5).

Ceritanya, saat itu Tim SAR ditugaskan melakukan evakuasi warga yang tinggal di jalur evakuasi akibat status gunung Lokon yang siap meletus. Warga pun diungsikan. Namun, ketika tiba dirumah yang dihuni seorang kakek, evakuasi terhambat. Pasalnya, sang kakek menolak keluar dari rumah.

Rumah pun digedor beberapa anggota SAR dibantu warga yang lain mengingat bahaya letusan yang bakal menimpa kakek tua tersebut. Bukannya bergabung untuk dievakuasi, sang kakek yang naik pitam karena terus dipaksa, akhirnya keluar rumah dengan golok terhunus dan mengejar tim dan warga meski tertatih-tatih.

"Kami langsung lari berhamburan dan tak jadi mengevakuasi kakek itu. Beruntung, tak terjadi letusan," beber," tutur Lolang sambil terkekeh.

Namun tak hanya cerita lucu, ancaman menggunakan barang tajam secara serius kerap dialami tim petugas penyelamat tersebut saat sedang bertugas. "Kadang ditodong orang-orang yang kehilangan anggota keluarga jika belum kami temukan," ujar anggota SAR senior Vecky Pasulatan.

Namun dia mengaku, resiko apapun yang dialami tak membuat semangat pengabdiannya surut. Panggilan jiwa demi kemanusiaan telah menyatu dengan dirinya membuat dia terus menggeluti profesi menantang maut tersebut.