Cerita Gubernur Ganjar & istri kredit rumah tipe 21 di Purbalingga
Merdeka.com - Sebelum sukses sebagai politisi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan sang istri Siti Atikoh Supriyanti ternyata pernah menjalani masa sulit. Keduanya mengaku jatuh bangun dalam perjuangan dan kehidupan saat awal membangun biduk rumah tangga.
Sebelum berhasil menduduki jabatan sebagai anggota DPR RI dan meraih jabatan sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beserta sang istri, sekitar tahun 1999 harus berjuang gigih untuk memiliki rumah dengan cara kredit rumah sangat sederhana.
"Saat tahun 1999, Saya setelah menikah sama mas Ganjar sempat menumpang di rumah kakak saya. Terus kemudian kami berupaya keras untuk mempunyai rumah dengan cara nyicil (kredit)," tutur istri Ganjar Siti Atikoh kepada wartawan usai melihat kondisi rumah yang sudah berpuluh tahun tak ditempati ini.
Rumah berukuran atau tipe 21 di Kompleks Perumahan Abdi Negara Permai Desa Bojanegara, Kecamatan Padamaran, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah ini, menjadi saksi bisu bahwa Ganjar pernah memiliki rumah berukuran kecil yang kini kondisinya reyot dan hampir roboh. Dengan cara kredit, Ganjar dan istri mengambil alih dari teman PNS sang istri Siti Atikoh, yang saat itu masih menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemkab Purbalingga, Jawa Tengah.
"Mas Ganjar saat itu masih bekerja konsultan di Jakarta, kalau pulang Jumat, Sabtu dan Minggu. Rumah kecil itu sejarah bagi kami saat masa sulit. Kami beli rumah dari teman PNS saya di Purbalingga di oper kredit mas Ganjar seharga Rp 11,5 juta dari Pak Budi. Uangnya patungan dari gaji mas Ganjar yang ditabung dan gadai surat pengangkatan saya sebagai honorer," ungkapnya.
Setiap bulannya, Atikoh menyisihkan gajinya sebagai honorer PNS untuk membayar angsurannya. Hal ini karena statusnya hanya sebagai honorer belum mendapatkan Surat Keputusan (SK) yang bisa dijadikan barang jaminan untuk utang di bank membeli rumah.
"Terpaksa kami menjaminkan akta atau surat pengangkatan honorer saya sebagai barang jaminan di koperasi karena saat itu SK saya sebagai PNS tetap di Pemkab Purbalingga belum turun-turun. Bisanya surat pengangkatan sebagai honorer yang kami gadaikan di koperasi Pemkab Purbalingga saat itu," ujarnya.
Saat itu, Siti Atikoh ingat betul bagaimana mereka berdua mendapatkan dua opsi tawaran untuk proses pembayaran perumahan yang dikredit. Atas kesepakatan keduanya, mereka memutuskan untuk mengangsur rumah yang berada di Jalan Gatotkaca II itu dengan cicilan perbulannya Rp 50 ribu selama 10 tahun.
"Awalnya kami dapat tawaran, kalau mau mencicil (kredit) rumah selama 15 tahun angsurannya perbulan Rp 48 ribu. Kalau nyicilnya selama 10 tahun bayarnya Rp 50 ribu perbulannya. Akhirnya, kami memutuskan untuk mencicilnya selama 10 tahun dengan memotong gaji saya setiap bulannya Rp. 50 ribu. Saat itu, kalau tidak salah gaji saya cuman Rp 284 ribu," tutur Siti Atikoh.
Menjadi saksi dan kenangan masa-masa sulit dan perjalanan perjuangan mereka berdua, sang istri Siti Atikoh berharap dan meminta kepada Ganjar Pranowo supaya tidak menjual rumah hasil keringat mereka berdua tersebut. Malahan, Siti Atikoh meminta supaya rumah tersebut diperluas dan dijadikan bangunan yang bermanfaat bagi warga dan masyarakat sekitar.
"Rumah kenangan, sejarah perjalanan jatuh bangunnya kami. Maka saya ingin rumah itu dijadikan tempat yang bermanfaat bagi semua masyarakat sekitar. Dijadikan tempat PAUD (Pusat Pendidikan Anak Usia Dini) atau jadi tempat public service agar berguna untuk masyarakat sekitar," harap ibu tercinta dari Alam Zinedine Ganjar ini.
Perjuangan pun berlanjut, usai Ganjar Pranowo yang merupakan anak didik dan kader politisi PDI Perjuangan senior almarhum Soetardjo Soerjoguritno ini berhasil meraih jabatan sebagai anggota Komisi II DPR RI selama dua periode. Saat itulah, rumah yang penuh dengan memori Ganjar dan Siti Atikoh terpaksa dikosongkan.
"Mas Ganjar setelah jadi anggota DPR RI dapat rumah dinas dan menempati rumah dinas DPR di Jakarta. Akhirnya, rumah itu kosong dan malah rusak. Meski sempat hanya sebentar ditempati kakak saya namun cuman sementara. Makanya sekarang kondisinya rusak karena kosong," pungkasnya.
Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Jumat (26/9) Ganjar Pranowo di sela-sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Purbalingga menyempatkan diri melihat kondisi rumahnya yang sudah nyaris roboh. Temboknya retak, rumah yang hanya memiliki satu kamar dan luas tanah 150 meter persegi itu sudah sangat memprihatinkan.
"Mungkin karena tidak ditempati lama, apa sudah jadi sarang tikus ya?" seloroh Ganjar saat diminta warga memberikan sambutan dan pengarahan warga sebagai Gubernur Jawa Tengah beberapa hari lalu.
Usai salat Jumat, Ganjar dari masjid menyusuri jalanan perumahan, sekitar 100 meter kemudian sampailah di rumahnya yang penuh dengan puing-puing, semak belukar itu. Dindingnya pun sebagian dan catnya lusuh mengelupas dan bagian jendela serta pintu bagian depannya sudah hilang.
"Buat apa yah? Wah mbuuh yah (belum tahu mau dibuat apa)," seloroh pria berambut putih ini saat ditanya wartawan nantinya nasib rumah ini.
Saat bercengkrama dengan beberapa warga dan tetangga sekitar rumah mungil itu, Ganjar pun akhirnya berencana ingin membeli tanah dan rumah tetangganya yang bersebelahan dengan rumah lamanya. "Kalau boleh sih, saya beli rumah sebelah," tuturnya kepada warga.
Dengan senyam-senyum, Slamet sang pemilik rumah sebelah rumah Ganjar menyatakan bersedia dan sanggup untuk menjual kepada Ganjar Pranowo. "Boleh, boleh Pak Gub asal harganya cocok saja," timpal Slamet sambil diwarnai senyum dan gelak tawa para tetangga diiringi tepuk tangan warga sekitar.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga
Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaPenampakan Rumah Berumur 206 Tahun di Rembang, Sudut-Sudut Ruangannya Bikin Penasaran
Siapa sangka, kediaman tersebut sarat benda-benda unik nan antik.
Baca SelengkapnyaTinjau RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi, Jokowi Janjikan Renovasi dan Tambah Kapasitas Bangunan
Alasannya karena RSUD Kumpulan Pane menjadi tempat tujuan berobat masyarakat di kabupaten/kota sekitar Kota Tebing Tinggi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Uniknya Rumah Batak Karo Siwaluh Jabu, Berbahan Kayu dan Bikin Penghuninya Tak Kepanasan
Terdapat sejumlah tahapan pembangunan rumah Siwaluh Jabu yang dibantu dukun.
Baca SelengkapnyaIbu Rumah Tangga di Blitar Bikin Sabun dari Rempah-rempah, Terjual hingga Singapura Omzetnya Jutaan Rupiah per Bulan
Berawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaDiputusin Gara-Gara Rumah Kayak Gubuk, Cewek ini Tunjukkan Isi Sebenarnya Auto Bikin Syok
Dari luar, rumah itu terlihat sederhana dan seperti rumah panggung. Akan tetapi setelah masuk ke dalam, rumah itu tertata rapi bergaya minimalis.
Baca SelengkapnyaKini Tinggal Kenangan, Ini Potret Toko Pertama yang Sediakan Jasa Antar Barang dan Jadi Tempat Nongkrong Pemuda Pejuang Surabaya
Mirisnya bangunan cagar budaya ini dihancurkan untuk pembangunan mall
Baca SelengkapnyaSuaminya Polisi, Uut Permatasari Sampai Menangis Ceritakan Perjalanan Rumah Tangganya
Utami Suryaningsih atau lebih dikenal dengan nama Uut Permatasari bercerita tentang perjalanan rumah tangganya sejak awal hingga kini.
Baca SelengkapnyaMembentengi Perkampungan dari Serangan DI/TII, Cerita Pensiunan Prajurit TNI AL Ini Sampai Sekarang Tinggal di Tengah Hutan
Potret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya