Cerita 4 TKI ilegal asal Sumbawa tewas ditembak Polisi Malaysia
Merdeka.com - Empat warga Sumbawa, NTB, tewas di Malaysia. Informasi yang dihimpun, keempatnya diduga menjadi korban penembakan Polisi Diraja Malaysia. Namun hingga kini belum diketahui kepastian hal itu.
Gubernur NTB M Zainul Majdi telah memerintahkan Disnakertrans untuk menyelidiki kematian keempat TKI ilegal tersebut. Kasus ini semakin aneh, lantaran dalam proses pemulangan para jenazah, tidak difasilitasi negara.
"Saya sudah diperintahkan gubernur untuk mencari tahu masalah sebenarnya," kata Kepala Disnakertrans NTB Wildan di Mataram kepada Antara kemarin.
Keempat TKI yang tewas adalah Mario Akbar (42) asal Desa Baru, Kecamatan Alas, Imran (25) asal Desa Luar, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Amrin (25) asal Desa Jorok, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, dan Yahya Maulana (36) asal Desa Lamusung, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat.
Wildan menceritakan, pihaknya tidak mendapat pemberitahuan secara resmi dari KBRI maupun Konsulat Jenderal (Konjen) di Malaysia. Begitu juga dengan keterangan resmi apa penyebab, sehingga Polisi Diraja Malaysia diduga menembak keempatnya.
"TKI kalau dipulangkan ke daerah biasanya dari KBRI atau Konjen memberi tahu kami walaupun legal, apalagi ilegal," ungkapnya.
Keanehan selanjutnya, pemulangan keempat jenazah TKI itu tidak ada pengawalan resmi, hanya ada surat keterangan.
Diketahui, pemulangan keempat jenazah itu difasilitasi seseorang pengusaha asal Sumbawa Barat yang berdomisili di Batam.
Disnakertrans sudah meminta Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Mataram berkoordinasi dengan BPTKI Tanjung Pinang, untuk menelusuri proses pemulangan jenazah yang difasilitasi oleh orang lain tanpa ada pengawalan resmi dari pemerintah Indonesia.
"Pemulangan empat jenazah ini kan mahal biayanya, makanya saya diminta gubernur menelusuri siapa yang menyerahkan empat jenazah itu di Batam," kata Wildan.
Sementara itu, Kepala BP3TKI Mataram Ade Kusnadi, mengatakan pihaknya tidak mendapatkan informasi jelas tentang jadwal pemulangan empat jenazah TKI asal Pulau Sumbawa itu dari KBRI di Malaysia.
Namun, pihaknya mendapatkan informasi empat jenazah itu tiba di Lombok International Airport (LIA) di Kabupaten Lombok Tengah, dari Disnakertrans Kabupaten Sumbawa Barat.
Kusnadi juga mengaku tidak mengetahui secara pasti apa penyebab penembakan oleh Polisi Diraja Malaysia dan siapa yang membiayai pemulangan empat jenazah TKI itu.
Keempat jenazah korban tiba di kampung halamannya pada Minggu (12/6), dan sudah dimakamkan oleh pihak keluarga.
Jika benar mereka korban penembakan, bukan kali pertama kasus ini terjadi. Sebelumnya di tahun 2013, kasus serupa juga terjadi. Empat WNI, tiga di antaranya berasal dari Sumbawa, merupakan anggota perampokan 'Geng Al Fatt' yang tewas ditembak Polisi Diraja Malaysia.
Keempat warga Indonesia itu diduga melakukan perampokan di rumah milik seorang pejabat di Bukit Internasional, Hulu Kelang.
Mereka bernama Hafat, nomor paspor Indonesia A0649848 kelahiran 8 Juni 1969, Iknoriansyah nomor paspor U450798 kelahiran 7 Mei 1988, Hery Setiawan nomor paspor A4208167 kelahiran 25 November 1980, dan Wahyudi nomor paspor A2640273.
Keempat pria tersebut ditembak di sebuah tempat persembunyian, yakni di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukannya berhenti, sopir pembawa rokok ilegal malah kabur saat diberhentikan petugas
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaKorban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaDugaan itu setelah polisi melakukan penyelidikan dan olah TKP.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang-barang digunakan para remaja saat konvoi menggunakan sepeda motor dan membawa bendera dari penangkapan tersebut.
Baca SelengkapnyaDari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaPolisi masih memburu empat buronan penyekap dan pemerkosa siswi SMP inisial NA.
Baca SelengkapnyaPemprov Sumbar telah memberikan pendampingan kepada Cahaya.
Baca Selengkapnya