Merdeka.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Solo memperketat lalu lintas hewan kurban, terutama yang berasal dari daerah endemis antraks. Tak hanya daerah asal hewan, mereka juga mewaspadai pedagang hewan kurban dadakan di perkampungan. Mereka juga diwajibkan memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari dinas asal hewan kurban.

Kepala Dispertan Solo Weni Ekayanti kepada wartawan mengatakan tak hanya hewan ternak dari luar daerah yang wajib memiliki SKKH, namun juga dari peternak di Solo yang akan dijual ke luar daerah. Hewan kurban yang beredar di kota Solo, harus terbebas dari penyakit berbahaya.

"Kami akan memperketat pengawasan di daerah perbatasan. Penyakit berbahaya seperti antraks perlu diwaspadai dalam peredaran hewan kurban menjelang Idul Adha," ujar Weni di sela-sela acara Mider Praja, Jumat (19/9).

Menurut Weni penyakit antraks termasuk kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis. Penyakit ini paling sering menyerang ternak herbivora terutama sapi, domba, kambing dan selalu berakhir pada kematian. Untuk penularan pada manusia, bisa melalui kontak langsung dari hewan yang sakit.

"Kami telah membentuk tim khusus yang akan mengawasi penjualan hewan kurban. Mereka akan memeriksa seluruh hewan kurban yang dijual di Solo. Kami juga akan melakukan sosialisasi terkait kesehatan hewan yang mereka jual selama di barak penampungan," imbuhnya.

Weni menerangkan, sosialisasi dilakukan dengan cara menyebarkan brosur mengenai hewan kurban dan bagaimana mengenali hewan kurban yang baik. Dia meminta warga agar cermat dan cerdas dalam membeli hewan kurban di pinggir jalan. Jika ragu dengan kondisi kesehatan hewan tersebut, mereka dapat menggandeng petugas yang telah disiapkan untuk membantu memeriksanya.

"Jangan sampai ternak mereka sakit dan malah tidak laku dijual. Selain mengecek kelengkapan surat kesehatan hewan, kami juga akan cek kesehatan hewan," pungkasnya.