Cegah aksi kriminal, Kapolri gandeng klub motor

Merdeka.com - Kapolri Jenderal Timur Pradopo meminta masyarakat memisahkan istilah geng motor dan klub motor. Tidak semua kelompok yang beraktivitas di atas roda dua ini melakukan tindakan kriminal.

"Artinya geng motor itu kan cuma sebagian kecil dari klub-klub motor. Artinya yang bagus banyak. Itu yang sekarang kita bangun dan kemarin kita lakukan langkah-langkah pencegahan. Nah inilah yang kita lakukan sekarang tiap malam," ujar Timur di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/4).

Menurut Timur, banyak klub motor yang dibina polisi. Lewat mereka polisi akan melakukan tindakan sosialisasi dan pencegahan aksi-aksi kriminal.

Timur menegaskan pihak kepolisian terus mengusut kasus penyerangan geng motor pita kuning di Jakarta. Termasuk dugaan keterlibatan pihak TNI dalam serangkaian aksi penyerangan.

"Sekali lagi, kita bicara pengungkapan kasus yang pertama. Tentunya kan masih dalam penyelidikan. Sekali lagi kita tunggu. Justru itu tadi saya bilang, preventif," kata Timur.

Penyerangan oleh gerombolan orang yang memakai pita kuning terjadi pada Jumat (13/3) di wilayah Jakarta Utara dan 7Eleven Salemba, Jakarta Pusat. Satu orang tewas dan enam orang terluka. Kelompok itu juga memakai sandi komando saat beraksi.

Buntut penyerangan ini dua orang anggota TNI ditembak orang tidak dikenal di Rawasari, Jakarta Pusat. Penembak dua anggota TNI tersebut mengendarai Toyota Yaris.

Akibat penembakan tersebut, seorang anggota TNI AL dan AD mengalami luka. Kelasi Sugeng Riyadi mengalami luka tembak pada bagian telinga kanan, sedangkan Prada Akbar Fidi Aldian anggota Yonif Linud 503 Kostrad mengalami luka tembak di dada sebelah kanan dan tembus sampai ke belakang.