Bupati Madina Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan Atasi Merkuri Akibat Tambang Ilegal
Merdeka.com - Banyaknya aktivitas pertambangan emas di Mandailing Natal (Madina), Sumut, semakin mengkhawatirkan setelah beberapa bayi lahir tidak normal diduga akibat pencemaran merkuri. Bupatinya pun meminta bantuan pemerintah pusat untuk mencari solusi persoalan ini.
"Nggak hanya Pemkab Madina, nggak hanya Pemprov (Sumut), barangkali juga harus pemerintah pusat, sehingga ini bisa segera kita berhentikan dan carikan jalan keluarnya," ucap Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution, Selasa (19/11).
Saat ini, tambang rakyat banyak tersebar di Madina. Aktivitasnya tidak terlalu terlihat karena tambang itu ilegal. Dahlan tidak merinci jumlah pasti tambang di Madina. "Banyak," ucapnya.
Dia mengakui banyak warganya yang kini menggantungkan hidup dari aktivitas tambang emas. "Kalau saya bermohon, titik-titik tambang rakyat tapi mesinnya jangan kimia (merkuri)," harap Dahlan.
Dia meyakini zat merkuri yang digunakan di tambang-tambang itu telah mencemari wilayah sekitar. Salah satu indikasinya adalah kelahiran bayi-bayi dengan kelainan, seperti usus di luar, tanpa tulang rusuk dan kulit perut, satu mata, dan teranyar bayi lahir dengan otak di luar dengan volume tidak biasa.
Ibu-ibu yang mengandung bayi dengan kelainan itu terindikasi terkontaminasi merkuri. Bahkan tiga di antara enam perempuan itu bekerja di pertambangan rakyat.
"Sangat erat kaitannya, cobalah bayangkan, selama ratusan tahun Madina ini ada, kan tidak ada lahir seperti itu, kemudian yang lahir pertama itu saya tanya langsung pada ibunya kerjaannya begitu (di pertambangan). Tentu tidak bisa kita pisahkan," kata Dahlan.
Sebagai Bupati Madina, Dahlan telah mengeluarkan surat edaran yang menginstruksikan jajarannya untuk melarang pertambangan ilegal. Surat Edaran Nomor: 540/3521/TUPIM/2019 tentang Pertambangan Liar juga didasarkan pada lahirnya bayi dengan sejumlah kelainan di Madina.
Dia memaparkan, dalam waktu dekat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan pihak BNPB segera ke sana. "Saya dengar Pak Gubernur mau kemari dan Kepala BNPB pusat. Untuk mengecek dan mencari solusinya," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayat Wanita Membusuk di Indekos Tambora Diduga Korban Pembunuhan, Polisi Tangkap Terduga Pelaku
Polisi berhasil menangkap terduga pelaku pembunuhan wanita berinisial S (50) yang ditemukan tewas membusuk di sebuah indekos kawasan Tambora, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN Minta Relawan dan Saksi Kumpulkan Segala Bukti Pelanggaran Selama Pemilu 2024
Saat ini Timnas AMIN tengah mengumpulkan sejumlah bukti-bukti terkait.
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istana: Tuduhan Kecurangan Pemilu 2024 Harus Diuji, Agar Tak Jadi Narasi Penggiringan Opini
Istana mempersilakan masyarakat melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) apabila memang ada kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMayat Wanita Paruh Baya Ditemukan Membusuk di Indekos Tambora
Mayat wanita paruh baya itu pertama kali ditemukan warga sekitar yang mencium aroma tidak sedap di sekitar lokasi penemuan.
Baca SelengkapnyaJubir Timnas AMIN Indra Charismiadji Ditahan di Kejari Jakarta Timur
Timnas AMIN langsung menyiapkan pendamping hukum untuk menangani perkasa salah satu juru bicaranya tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Ragunan untuk Atasi Macet saat Libur Nataru
Polisi menyiapkan pengaturan arus lalu lintas jika terjadi kemacetan akibat ramainya pengunjung Taman Margasatwa Ragunan
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN Libatkan 1.800 Simpul Relawan Bantu Keamanan Kampanye Akbar di JIS
Pihaknya hanya bakal membuka pintu Ramp Barat JIS sebagai akses utama pendukung untuk masuk ke kawasan JIS.
Baca SelengkapnyaTanggapi Mahfud, Cak Imin: Hilirisasi Tambang Dilakukan Ugal-ugalan
"Salah satu yang memprihatinkan adalah data ESDM itu ada 2.500 tambang ilegal," kata Cak Imin.
Baca Selengkapnya