Merdeka.com - Setelah menetapkan Bupati Karawang Ade Swara dan istrinya, Nurlatifah sebagai tersangka pencucian uang, Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini langsung memeriksa tiga saksi terkait perkara itu. Salah satu diperiksa adalah Direktur PT Keihin Indonesia, Ahyar Ruhiyat.

Dua saksi lainnya adalah Kepala Kantor cabang pembantu Bank Central Asia Sunter, Jakarta Utara, Kristina Janti, dan Notaris Hadijah Syahbudi Saleh. Mereka juga diperiksa dalam kasus sama.

"Saksi untuk tersangka AS dan NLF," tulis Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, melalui pesan singkat, Selasa (7/10).

PT Keihin Indonesia adalah salah satu pabrik pembuat dan pemasok kebutuhan otomotif di tanah air. Produknya mencakup sistem suplai bahan bakar konvensional, seperti karburator, dan injeksi, sistem transmisi, pendingin udara, dan sistem elektronik pendukung.

Perusahaan ini cukup besar dan memiliki dua pabrik. Pertama berlokasi di Kawasan Industri MM2100, Blok JJ-1 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik kedua berada di Jalan Akses Tol Kalihurip Nomor 1 Desa Kalihurip, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang.

Menurut informasi dari sumber merdeka.com, Ade juga meminta sejumlah uang kepada Ahyar buat mengurus perizinan saat perusahaan itu akan membangun fasilitas pabrik di Karawang. Duit hasil pemerasan dibelikan sejumlah barang oleh Ade.

KPK menetapkan Bupati Karawang Ade Swara dan istrinya, Nurlatifah, sebagai tersangka pencucian uang. Menurut Juru Bicara KPK, Johan Budi, keduanya disangkakan menyembunyikan, mentransfer, menghibahkan, mengubah bentuk harta hasil korupsi.

Pasal disangkakan kepada Ade dan Nurlatifah adalah Pasal 3 Undang-Undang nomor 8 tahun 2010 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pengenaan delik ini adalah hasil pengembangan kasus permintaan suap dengan paksa dilakukan keduanya kepada PT Tatar Kertabumi saat mengurus izin penggunaan lahan.