Bunuh adik, Temon alami gangguan jiwa?
Merdeka.com - Temon Pamuji (17), pembunuh sadis terhadap adik kandungnya, Slamet Setiyani (10) dikenal oleh beberapa tetangga dan saudaranya memiliki kekurangan mental. Temon yang hanya lulusan SD sering berbicara sendiri.
Selain faktor kejiwaan yang lemah, kondisi ekonomi keluarga Temon berada dibawah garis kemiskinan. Karena itu Temon tak mampu disekolahkan.
Setengah tahun lalu Temon pergi ke Jakarta untuk menyusul ayahnya Kurnani (50) yang sudah belasan tahun kerja sebagai tukang ojek dengan hanya berjalan kaki dari Pekalongan ke Jakarta. Selama perjalanan dia tidak berbekal hanya meminta-minta kepada orang-orang disepanjang perjalanan yang dia lewati ke Jakarta.
"Setengah tahun yang lalu kalau nggak salah, dia sempat nyusul ayahnya tidak naik bus atau kendaraan jalan kaki nyusul bapaknya ya sampai di Jakarta," ujar Sekretaris Desa (Sekdes) Watupayung Supat kepada merdeka.com Kamis(3/5).
Menurut Supat, pengakuan ibunya Ngatmi(40) kepada beberapa tetangga Temon sering ke Jakarta tanpa sepengetahuan dirinya. "Ya pengakuannya dia (pelaku Temon) sering ke Jakarta tanpa pamit ibunya. Tiba-tiba sudah sampai di rumah kontrakan bapaknya di Jakarta. Nanti balik lagi dan sering tidak aruh-aruh(menyapa) ibunya," tuturnya.
Usai kejadian, Kurnani (50) ayah korban langsung balik ke Pekalongan. Ngatmi ibu korban sekaligus pelaku masih dilanda shok. Setiap kali ada tamu untuk bertakjiah (melayat) dirinya selalu berlinang air mata dan berteriak histeris sampai kadang mengalami pingsan.
Usai diotopsi semalam, jenazah korban Slamet Sriyani adik kandung Temon langsung sekitar pukul 00.01 WIB dibawa ke rumah duka. Sampai siang ini, ratusan pelayat mendatangi rumah korban yang sampai saat ini masih dalam kondisi police-line oleh aparat Polres Pekalongan.
Menurut rencana, siang ini begitu penggalian makam selesai, korban Slamet Sriyani akan langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum(TPU) Watupayung, Kecamatan Kesesi, Pekalongan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Temon tega membunuh Slamet dengan cara menggorok leher siswa kelas 4 SD itu. Diduga, Temon membunuh Slamet gara-gara rebutan es plastik yang baru dibeli adiknya itu.
Sebelum dibunuh, Slamet dan Temon sempat bertangkar. Mereka adu mulut di dalam rumah yang terletak di RT 5 RW 3, Desa Watupayung, Kecamatan Kesesi, Pekalongan, Jawa Tengah. Tak lama berselang terdengar teriakan dari dalam rumah.
Ngatmi, ibunda keduanya, kaget saat mendengar teriakan dari dalam rumahnya. Saat percekcokan kakak beradik itu terjadi, dirinya sedang ngobrol dengan tetangga depan. Saat kembali ke rumah dia menemukan putra bungsunya tewas bersimbah darah dengar leher tergorok.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaSuami tidak pernah membawa istri berobat karena hanya menganggap mengalami gangguan pikiran sesaat.
Baca SelengkapnyaAlih-alih mendapat untung, pria ini justru bernasib apes. Aksinya berhasil digagalkan usai pemilik toko melakukan hal tak diduga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaDi selatan Provinsi Yunnan, Tiongkok terdapat sebuah penemuan yang menarik telah menggemparkan para ilmuwan saat ular baru muncul di atas pohon setinggi 2 kaki.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaDua santri di Kediri, yang didakwa menganiaya rekannya berinisial BBM (14) hingga tewas menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Baca SelengkapnyaBikin geleng-geleng, seorang emak-emak di Jambi melakukan aksi pencopetan saat acara Jalan Sehat. Dengan lihai wanita tersebut berhasil mengambil ponsel korban.
Baca SelengkapnyaTerduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca Selengkapnya